Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lolosnya Anggaran TGUPP Setelah Pembahasan yang Alot...

Kompas.com - 29/11/2017, 08:54 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggaran Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan  tetap dianggarkan Rp 28 miliar pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI 2018. Jumlah personelnya tetap pada usulan semula, yaitu 73 orang.

Padahal, selama pembahasan di forum Badan Anggaran, banyak anggota Dewan yang mengkritisi anggaran itu. Besar anggarannya Rp 28 miliar dinilai masih bisa diterima. Namun, yang belum bisa diterima adalah jumlah personelnya yang sampai 73 orang.

"Untuk urus republik ini saja enggak sampai 73 orang, Pak. Ini urus Jakarta sampai segitu," ujar anggota Banggar, Gembong Warsono, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Selasa (28/11/2017). 

Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta Santoso meminta jumlah personel anggota tim ini dievaluasi kembali. Komisi C merupakan komisi yang khusus membahas anggaran Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) ini.

"Kami melihat personel TGUPP terlalu gemuk," ujar Santoso.

Baca juga: Sandiaga: Kebijakan Tak Bisa Ecek-ecek, Harus Banyak TGUPP yang Kerjakan

Sementara itu, anggota Banggar dari Komisi C, Jhonny Simanjuntak, mengatakan sikap komisinya masih sama terkait TGUPP. Mereka tidak setuju jika jumlahnya sampai 73 orang.

"Sudahlah dikurangi itu. Bagaimana efektivitas itu sebagai tim? Komisi C memandang perlu dievakuasi terutama soal jumlahnya," kata Jhonny.

 

Suasana rapat banggar di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Selasa (28/11/2017). KOMPAS.com/JESSI CARINA Suasana rapat banggar di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Selasa (28/11/2017).

 

Pembelaan eksekutif

Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) menjelaskan alasan-alasan mereka demi mempertahankan anggaran itu.

Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan, jumlah yang mencapai 73 orang itu karena ada peleburan tim gubernur yang ada di tingkat wali kota ke tingkat provinsi.

Baca juga: Bahas Anggaran, DPRD DKI Kritik Habis Rencana TGUPP Anies-Sandi

Selain itu, jumlah personel besar karena ada pembagian ke dalam lima bidang. Bidang-bidang itu adalah bidang pengelolaan pesisir, ekonomi pembangunan kota, harmonisasi dan regulasi, bidang pencegahan korupsi, dan bidang percepatan pembangunan.

"Untuk TGUPP sudah saya jelaskan ini dibagi dalam lima bidang. Kalau becermin dari seluruh jumlah PNS di Jakarta, kita memang posisinya kurang Pak Jhonny. Baik PNS di struktural maupun fungsional," ujar Saefullah.

Baca juga: Kritisi TGUPP, DPRD DKI Sebut Urus Indonesia Saja Tak Perlu 73 Orang

Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (27/11/2017). KOMPAS.com/JESSI CARINA Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (27/11/2017).

Saefullah menggunakan alasan kurangnya pegawai DKI untuk menjawab pertanyaan jumlah personel TGUPP yang dinilai gemuk. Saefullah mengatakan, Pemprov DKI sudah mengalami ledakan pensiun pada tiga tahun terakhir.

Setiap tahun, ada 3.000 PNS yang pensiun. Sementara Pemprov DKI belum juga mendapat kuota dari pemerintah pusat untuk menambah pegawai baru.

Di samping itu, dinamika masalah yang ada di Jakarta begitu besar. Tim ini dibutuhkan untuk membantu proses pembuatan kebijakan. Posisi TGUPP nantinya akan sangat dekat dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno. Mereka akan bekerja dalam satu ruangan.

"Gubernur ingin tim ini kuat bekerja di satu ruangan," ujar Saefullah.

Baca juga: Anggaran untuk Tim Gubernur Tetap Rp 28 Miliar buat 73 Personel

Kompas TV Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, M Taufik menyarankan TGUPP dibubarkan karena menambah struktur yang ada.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com