Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Pasar Gembrong Keluhkan Gedung Pasar Cipinang Besar

Kompas.com - 08/12/2017, 15:05 WIB
Setyo Adi Nugroho

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang mainan di Pasar Gembrong, Jatinegara, Jakarta Timur, menunggu proses pengukuran dari pihak penanggung jawab proyek Becakayu.

Rencananya, mulai awal tahun 2018, mereka akan digusur karena lahan tersebut akan digunakan untuk proyek jalan bebas hambatan itu.

Sebagian pedagang telah memikirkan lokasi baru meski berharap akan mendapat bantuan dari pemerintah untuk lokasi yang lebih baik. Sebab, pada penggusuran terdahulu, lokasi baru yang disediakan tidak memenuhi kriteria para pedagang.

Pada penggusuran 2013 lalu, pedagang dipindahkan ke gedung PD Pasar Jaya atau yang biasa disebut Pasar Cipinang Besar atau Pasar Gembrong Cipinang.

"Kalau dulu luas kiosnya terlalu kecil. Ukurannya kalau tidak salah hanya 2x3, sedangkan barang dagangan kita besar-besar," ucap Ratna (36), salah seorang pedagang di Pasar Gembrong saat ditemui, Kamis (7/12/2017).

Baca juga : Pedagang Pasar Gembrong: Sudah Keceklik, Malah Mau Digusur...

Kondisi lain yang menjadi masukan para pedagang terhadap pasar yang hanya berjarak sekitar 700 meter dari Pasar Gembrong ini adalah posisinya yang tersembunyi meskipun berada di pinggir jalan. Sebab, pasar tersebut dipagari tembok tinggi yang menutup bangunan depan pasar.

Kondisi pasar Gembrong Cipinang Besar atau Pasar Cipinang Besar, Jumat (8/12/2017). Pasar ini jadi salah satu tempat relokasi pedagang mainan pasar Gembrong di 2013. Kemungkinan para pedagang pasar Gembrong akan memanfaatkan pasar ini jika jadi digusur awal tahun depan.Kompas.com/Setyo Adi Kondisi pasar Gembrong Cipinang Besar atau Pasar Cipinang Besar, Jumat (8/12/2017). Pasar ini jadi salah satu tempat relokasi pedagang mainan pasar Gembrong di 2013. Kemungkinan para pedagang pasar Gembrong akan memanfaatkan pasar ini jika jadi digusur awal tahun depan.
Selain posisi dan luas kios, salah satu yang dikeluhkan adalah ketersediaan ruang parkir yang memadai. Mereka mengeluhkan luasnya masih kurang untuk menampung kendaraan calon konsumen.

Baca juga : Semoga Pak Anies Bisa ke Pasar Gembrong Kan Merakyat, Jangan Kayak Pak Ahok

"Kita pernah selama tiga bulan di sana. Bulan pertama tidak ada pembeli, bulan kedua juga, bulan ketiga baru ada sedikit. Kalau lama bertahan di sana bisa rugi juga, makanya kembali ke posisi lama," ucap Idariyanto (40), salah seorang pedagang.

Jika akan ada bantuan relokasi, para pedagang itu berharap diajak berdialog dan dilibatkan dalam perencanaannya. Sebab, pada penggusuran terdahulu, pemerintah jalan sendiri mempersiapkan tempat untuk pedagang padahal tempat yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.

Kompas TV Senjakala department store besar sudah didepan mata, MAP menyerah dengan menutup 2 merek gerai mereka yaitu Lotus dan Debenhams.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com