Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Metromini 610 Protes karena Harus Bersaing dengan Transjakarta

Kompas.com - 09/01/2018, 14:57 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan sopir Metromini 610 Blok M-Pondok Labu menggelar aksi protes di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, Selasa (9/1/2018) siang. Mereka memprotes adanya bus Transjakarta 1E yang melintasi trayek yang sama persis dengan mereka.

Ganda, perwakilan sopir Metromini 610, mengatakan mereka makin merugi setelah transjakarta beroperasi. Mereka baru saja menghabiskan jutaan rupiah untuk memperpanjang trayek, tetapi kini penumpang makin sepi dengan adanya bus transjakarta di rute itu.

"Kami keluar Rp 7 juta, itu untuk perpanjang trayek saja. Karena untuk perpanjang kan harus ada yang dikorbankan. Tiga mobil jadi dua mobil, nah itu kami harus bayarin mobil kawan yang jadi tumbal," kata Ganda ditemui di Jalan Fatmawati, Selasa siang.

Baca juga : Pengemudi Metromini Hadang Bus Transjakarta di Jalan Fatmawati

Beberapa tahun lalu ketika metromini masih menjadi tulang punggung transportasi Ibu Kota, jalur Blok M-Pondok Labu via Fatmawati sangat ramai. Setidaknya, ada 100 bus yang beroperasi di rute itu tiap hari.

Namun seiring usia metromini yang menua, jumlah metromini berkurang. Armada yang ingin memperpanjang trayek, harus membawa izin trayek mobil lain. Hingga kini, armada Metromini 610 yang beroperasi tinggal 40 unit.

"Kami ikuti mau pemerintah, mau perpanjang trayek, kami ikuti syaratnya. Uji kir, kami ikuti, kami habis lagi untuk dandani mobil," kata Ganda.

Bus Metromini yang kini beredar di jalanan, usianya ada yang lebih dari 30 tahun. Untuk membuatnya lolos uji kir, banyak yang harus dibenahi mulai dari mesin, rem, hingga aksesoris seperti spion dan lampu. Total yang dihabiskan untuk memperpanjang trayek, kata dia, mencapai Rp 10 juta.

"Sekarang ada transjakarta, kami makin senggolan di jalan, makin sepi penumpang," kata Ganda.

Baca juga : Armadanya Dihadang Sopir Metromini 610, Ini Tanggapan Transjakarta

Ia mengatakan beberapa hari lalu pihaknya telah melayangkan surat protes ke PT Transjakarta, Dinas Perhubungan, hingga kepolisian. Namun hingga saat ini surat tersebut belum direspons.

Karena itu, mereka menggelar aksi protes sekaligus menghadang bus Transjakarta 1E.

"Kami prinsipnya dukung pemerintah, tapi tunggulah sampai trayek kami habis. Jangan kami sudah perpanjang trayek terus sekarang diginikan," kata Ganda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Megapolitan
“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar'

“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar"

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Megapolitan
Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja 'Video Call' Ibunya Saat Diciduk Warga

Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja "Video Call" Ibunya Saat Diciduk Warga

Megapolitan
Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Megapolitan
Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Megapolitan
Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Megapolitan
Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Megapolitan
Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Megapolitan
Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Megapolitan
3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Megapolitan
Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com