Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kondisi di Dalam Tenda Warga Kampung Akuarium

Kompas.com - 12/01/2018, 12:45 WIB
Setyo Adi Nugroho

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tenda biru bertuliskan BNPB itu sudah berdiri di kawasan Kampung Akuariun, Penjaringan Jakarta. Sejumlah warga terlihat berkegiatan di dalam tenda berukuran 12x6 meter persegi itu.

Di dalam tenda, tampak kain-kain dan seprai terbuka lebar, bergelantungan, menjadi pembatas tempat tidur antara satu keluarga dengan keluarga lain. Sejumlah barang seperti bantal, kasur, galon minuman, dan barang lainnya milik warga, memenuhi tenda tersebut.

Wartawan Kompas.com yang memasuki tenda merasakan pengapnya udara di dalam. Udara hanya masuk melalui celah tenda yang menjadi "pintu" keluar masuk.

Menurut Nur, seorang ibu rumah tangga yang menghuni salah satu tenda, mereka sudah seminggu, sejak Jumat (5/1/2018) lalu, pindah ke dalam tenda pengungsian sementara dari BPBD.

Baca juga : Sandiaga Sebut Pembangunan Shelter agar Warga Kampung Akuarium Hidup Layak

Mereka pindah ke tenda karena ada pembangunan hunian shelter bagi warga kampung yang digusur pada medio 2016 tersebut.

Kondisi tenda sementara hunian warga di kampung Akuarium, Jumat (12/1/2018). Warga berpindah ke tenda karena hunian mereka sebelumnya di rubuhkan untuk dibangun shelter hunian Kompas.com/Setyo Adi Kondisi tenda sementara hunian warga di kampung Akuarium, Jumat (12/1/2018). Warga berpindah ke tenda karena hunian mereka sebelumnya di rubuhkan untuk dibangun shelter hunian

"Sudah seminggu ini di tenda. Ya, mau bagaimana karena akan dibangun shelter jadi harus bertahan di tenda dulu," ucap Nur yang ditemui Kompas.com sedang mempersiapkan makan siang di dapur umum, di bagian belakang tenda.

Baca juga : Dibangun Shelter, Warga Kampung Akuarium Pindah ke Tenda Darurat

Menurut Nur, ada 12 KK warga kampung Akuarium yang tinggal dalam tenda tersebut. Kain selimut, sprei dan handuk menjadi pembatas ruang privat antara keluarga yang satu dengan yang lain.

"Satu keluarga dibagi jarak satu tiang rangka tenda. Mau bagaimana lagi, seperti ini kondisinya. Kita saling menghormatilah meski hanya dipisah kain tipis, yang penting tidak kelihatan," ucap Fatimah, salah satu warga yang juga tinggal di tenda.

Baca juga : Tim Gabungan Amankan Pembangunan Selter Warga Kampung Akuarium

Fatimah dan Nur menceritakan, mereka segera memindahkan barang-barang mereka ketika tenda didirikan. Sebagai ibu rumah tangga yang tidak ke mana-mana, mereka mengakui kondisi di dalam tenda cukup panas saat siang. Saat malam, angin malam membuat warga di dalam tenda kedinginan.

Proses pembangunan shelter dan tenda darurat untuk.warga kampung Akuarium Kamis (11/1/2018) terus dilakukanKompas.com/Setyo Adi Proses pembangunan shelter dan tenda darurat untuk.warga kampung Akuarium Kamis (11/1/2018) terus dilakukan
"Takut kalau hujan. Bocor, bisa masuk ke tenda," ucap Nur.

Menurut Nur dan Fatimah, mereka hanya pasrah dengan kondisi tidak nyaman tinggal di dalam tenda. Mereka tidak berani membuka pintu tenda karena kondisi di sekitar yang berdebu akibat puing-puing bangunan dan kegiatan membangun shelter.

"Jadinya pakai kipas angin. Tapi itu juga tidak terlalu berpengaruh, cuma lewat saja," ucap Fatimah sembari tertawa.

Baca juga : Kampung Akuarium Jadi Percontohan Program Rumah Berlapis

Meski berada di dalam tenda, para warga tidak kesulitan untuk mendapatkan listrik. Pihak pembangun tenda memberi sambungan listrik agar warga dapat berkegiatan di dalam.

Saat Kompas.com berkunjung, ada warga yang tengah menonton televisi serta mengisi daya untuk telepon genggam mereka.

Proses pembangunan shelter dan tenda darurat untuk.warga kampung Akuarium Kamis (11/1/2018) terus dilakukanKompas.com/Setyo Adi Proses pembangunan shelter dan tenda darurat untuk.warga kampung Akuarium Kamis (11/1/2018) terus dilakukan
Warga kampung Akuarium berharap pembangunan shelter dapat segera selesai. Rencananya, akan ada 107 shelter yang dibangun pemerintah untuk warga kampung Akuarium.

Pembangunan shelter ini sesuai instruksi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar membuatkan hunian layak bagi para warga kampung Akuarium, sampai nantinya ada pembangunan hunian tetap yang lebih layak bagi mereka.

Kompas TV Ahok akan Bongkar Bangunan Liar di Kampung Akuarium
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com