Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Integrasikan Data Melalui "Jakarta Satu"

Kompas.com - 17/01/2018, 14:06 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI meluncurkan program satu peta, satu data, dan satu kebijakan yang terangkum dalam program "Jakarta Satu".

Melalui program itu Pemprov DKI akan mengintegrasikan data-data dari sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menjadi sebuah data base yang disebut big data untuk berbagai tujuan.

"Dengan data base itu nanti bisa digunakan untuk berbagai kepentingan. Salah satunya untuk meningkatkan penerimaan daerah," ujar Ketua Komite Pencegahan Korupsi (Komite PK) Jakarta, Bambang Wijojanto, di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (17/1/2018).

Bambang mengatakan, program itu dapat mencegah terjadinya tindak pidana korupsi melalui kontrol terhadap pendapatan daerah. Menurut dia, pencegahan korupsi seharusnya tak hanya berfokus pada pengeluaran daerah, tetapi pada pendapatan daerah.

Baca juga : DKI Jakarta Manfaatkan Big Data untuk Layani Warga

"Jadi kalau kemudian dengan big data yang ada, sebenarnya kita tidak hanya mengintegrasikan semua data yang ada di SKPD, tapi juga kita bisa menggunakan semua data itu sebagai bagian untuk mengontrol, memproses yang akan terjadi di SKPD termasuk penerimaan daerah," paparnya.

Dalam tahap awal, lima macam data dari sejumlah SKPD telah diintegrasikan. Data itu antara lain peta dasar dan data air tanah dari Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertahanan DKI Jakarta, data pajak dan retribusi dari Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) DKI Jakarta, data aset dari Badan Pengelola Aset Daerah (BPAD) DKI Jakarta, dan data kependudukan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI.

Bambang menjelaskan, integrasi data tersebut akan dikemas dalam bentuk visual sehingga masyarakat dapat dengan mudah turut melakukan kontrol terhadap data yang telah diintegrasikan.

"Data yang kita lihat bahwa di Jakarta ini dipetakan memlalui data visual. Kita bisa tahu mana daerah-daerah merah karena dia belum pajak PBB misalnya," sebutnya.

Soft launching program itu dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, hari ini di Balai Agung, Balai Kota, DKI Jakarta. Hadir dalam acara itu pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK) Saut Situmorang, Kepala BPRD DKI Edi Sumantri, perwakilan anggota DPRD DKI, dan pejabat Pemprov DKI lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com