Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Diminta Atasi Masalah Pelayanan Kesehatan Ini...

Kompas.com - 17/01/2018, 20:48 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Rumah Sakit Jakarta Metropolitan atau Irsjam mencatat beberapa permasalahan terkait pelayanan kesehatan di rumah sakit yang ada di DKI Jakarta.

Permasalahan itu sedikit banyak memengaruhi kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat Ibu Kota.

"Problema di rumah sakit yang pertama itu antrean panjang di poliklinik dan juga antrean panjang pada operasi yang direncanakan," kata Wakil Ketua Umum Irsjam Rachmat Mulyana Mamet, di Jakarta Creative Hub, Rabu (17/1/2018).

Kemudian, lanjut Rachmat, masalah yang kedua yakni kurangnya ruang perawatan intensif bagi bayi dan anak kecil, serta untuk orang dewasa.

Kekurangan itu terjadi karena rumah sakit-rumah sakit di Jakarta kerap menerima pasien dari berbagai kota lainnya di luar Jakarta sehingga sering kali penuh.

"Terutama ruang perawatan intensif buat bayi ya, di Jakarta itu masih sangat kurang dan antar direktur rumah sakit pun sering kepayahan dalam berkoordinasi karena hanya lewat grup WhatsApp saja, belum ada aplikasi untuk integrasinya," kata Rachmat.

Baca juga : Tiga Bulan Anies-Sandi, JRPP Pertanyakan Layanan Kesehatan di Jakarta  

Permasalahan berikutnya yakni tingginya harga labu darah. Rachmat menyampaikan, harga labu darah yang mesti dibayarkan pihak rumah sakit ke PMI pun cukup tinggi, yakni Rp 510.000.

"Untuk warga KTP DKI, harga labu darah itu disubsidi Pemprov sebesar Rp 150.000. Jadi mereka tinggal bayar Rp 360.000, tetapi pihak RS tetap membayar Rp 510.000 jika ada pasien butuh transfusi darah," papar dia.

Atas dasar segala permasalahan tersebut, Irsjam meminta Pemprov DKI Jakarta untuk segera mengatasinya demi kelancaran pemberian fasilitas pelayanan kesehatan bagi warga DKI Jakarta.

Untuk antrean pasien misalnya, kata dia, Pemprov DKI sedianya menyediakan fasilitas antrean online untuk semua rumah sakit di Jakarta.

"Saat ini antrean online itu memang sudah ada, tetapi baru di rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah," ucap Rachmat.

Kemudian, berkaitan dengan keberadaan ruang perawatan intensif, Rachmat meminta kepada Pemprov DKI agar dalam mengembangkan unit di RSUD juga menambah jumlah ruang perawatan intensif terutama bagi bayi dan anak-anak.

"Selanjutnya adalah subsidi labu darah sebesar 100 persen sehingga pembelian labu darah bisa sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah," kata Rachmat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com