Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Tukang Becak "Kucing-kucingan" dengan Petugas Satpol PP

Kompas.com - 26/01/2018, 17:35 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah tukang becak menyambut baik rencana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menata becak di ibu kota. Pasalnya, selama ini para tukang becak harus kucing-kucingan dengan petugas Satpol PP DKI Jakarta saat penertiban.

Salah seorang tukang becak, Suep (65) menceritakan becak miliknya pernah dipaksa diangkut petugas Satpol PP karena ketahuan melintasi jalan protokol. Pria asal Tegal itu mengaku senang Gubernur Anies akan menata becak.

"Kalau dulu saya tarik-tarikan dengan petugas karena mau diangkut. Saya sudah tua begini ya mana bisa menang," ujar Suep saat berbincang dengan Kompas.com di kolong jembatan layang Bandengan Utara, Jumat (26/1/2018).

Namun, lanjutnya, ada petugas Satpol PP yang mengizinkannya masuk jalan raya.

Baca juga: Cegah Becak Masuk Jakarta, Pemprov DKI Akan Jaga Wilayah Perbatasan

"Petugas yang baik bilang, 'ayo cepat pak cepat'. Kalau saya berterima kasih dengan petugas yang seperti itu. Mungkin karena tahu sama-sama cari makan ya," ujar pria yang sudah mengayuh becak selama lima tahun itu.

Biasanya Suep bekerja setiap hari pada pukul 06.00-18.00. Ia menerima pendapatan Rp 50.000 setiap harinya. Suep tak pernah mematok tarif becaknya. Para penumpang membayar beragam, mulai Rp 5.000 hingga Rp 7.000.

Sementara itu tukang becak asal Pemalang, Darno mengaku sudah menjalani profesinya sejak 1968. Darno menceritakan ia pernah mencoba menjadi sopir bajaj. Namun, lama kelamaan jumlah bajaj semakin banyak yang akhirnya membuat persaingan semakin ketat. Akhirnya Darno kembali menjadi penarik becak.

Baca juga: Cara Anies Cegah Becak dari Luar Daerah Masuk Jakarta

"Bajaj dulu saya pernah alami. Dulu itu ya penumpang yang nungguin bajaj. Namun, sekarang kebalik, bajaj yang mencari penumpang. Kalau pendapatan bisa dapat Rp 50.000 sampai Rp 60.000 sehari, tetapi segitu ya sudah alhamdulillah," ujar Darno.

Gubernur DKI Jakart Anies Baswedan berencana menata operasional becak di Jakarta. Saat ini, pihaknya masih mendata jumlah becak yang beroperasi di ibu kota. Anies akan membuat jalur khusus untuk penarik becak dan tak mengizinkan mereka masuk ke jalur protokol.

Kompas TV Anies - Sandi berencana mengizinkan kembali operasional becak di DKI Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com