Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati! Penggunaan Parfum Palsu Dapat Sebabkan Kanker Kulit

Kompas.com - 07/02/2018, 18:07 WIB
Sherly Puspita,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Balai Besar POM DKI Jakarta Dewi Prawitasari mengatakan, parfum palsu yang diproduksi di sebuah rumah kecil di Jalan Mangga Besar 4, RT 012 RW 002 Tamansari, Jakarta Barat berbahaya bagi kesehatan jika digunakan dalam jangka waktu yang lama.

"Parfum yang diproduksi di tempat itu mengandung metanol sebesar 26 persen. Padahal normalnya kandungan metanol dalam parfum maksimal 5 persen," ujar Dewi di kawasan Tamansari, Jakarta Barat, Rabu (7/2/2018).

Ia mengatakan, penggunaan parfum yang memiliki kandungan metanol tinggi ini dapat menyebabkan kanker kulit.

"Ini dapat membuat kanker kulit. Metanol itu bahaya, jika tidak sengaja mengenai mata dapat menyebabkan kebutaan," kata Dewi.

Baca juga : 3 Tahun Beroperasi, Omzet Produsen Parfum Palsu Capai Rp 3 Miliar

Selain alasan kesehatan, menurut dia, penggunaan parfum palsu ini dapat berdampak buruk pada pakaian.

Sebab, produsen parfum palsu menggunakan campuran tinta stampel untuk memberi warna pada parfum palsunya. Penggunaan tinta stempel ini akan menimbulkan bekas pada pakaian.

Ia juga menyampaikan, setelah dilakukan pengecekan, parfum palsu yang diedarkan pelaku tak memiliki nomor izin edar.

"Ada satu produk yang memiliki nomor izin edar, tetapi sudah tidak berlaku lagi," kata Dewi. Ia lantas mengimbau masyarakat lebih selektif dalam membeli salah satu jenis sediaan farmasi ini.

Sebuah rumah berukuran kecil di dalam gang sempit di Jalan Mangga Besar 4, RT 012 / RW 002 Tamansari, Jakarta Barat menjadi tempat memproduksi parfum palsu dengan label merek ternama.

Kepada polisi HO alias J mengaku telah menjadi produsen parfum palsu selama tiga tahun dengan omzet mencapai Rp 36 miliar.

Baca juga : Rumah Kecil di Tamansari Ini Produksi Parfum Imitasi Merek Dunia

Pelaku menjual parfum palsunya melalui situs web belanja online terkemuka dengan data pelanggan mencapai 5.000 akun.

Parfum-parfum tersebut dijual dengan harga Rp 200.000 hingga Rp 750.000 per botolnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com