BEKASI, KOMPAS.com — Kapolsek Tambun Kompol Rahmat Sudjatmiko berharap masyarakat lebih bijaksana dalam menerima suatu informasi atau berita yang tersebar di media sosial, termasuk Facebook.
"Tolong bagi masyarakat bijaksana menggunakan media sosial, termasuk dalam menerima informasi terkait isu-isu yang mencemaskan," ucap Sudjatmiko saat dihubungi, Kamis (22/2/2018).
Ia menyampaikan hal ini setelah beredar informasi di Facebook mengenai ustaz di Tambun Utara, Bekasi, yang didatangi dua orang tak dikenal di rumahnya pada Rabu (21/2/2018).
Dalam informasi yang beredar di media sosial, ustaz itu diboyong dua pelaku keluar rumah. Informasi ini menyertakan kalimat mengenai bahaya Partai Komunis Indonesia (PKI).
Selain itu, informasi yang beredar di media sosial tersebut menyebutkan ditemukannya celurit, golok, dan daftar nama ustaz yang menjadi sasaran dalam tas pelaku.
Baca juga: Polisi Akan Usut Penyebar Hoaks soal Penyerangan Ustaz di Tambun Utara
Sementara itu, Sudjatmiko menyampaikan, peristiwa ini bukan penyerangan ataupun bentuk teror. Tidak ada senjata ataupun atribut PKI yang ditemukan dalam tas pelaku.
"Termasuk soal darah-darah yang ada di kabar-kabar tersebut, tidak benar. Itu hoaks," ucap Sudjatmiko.
Menurut dia, hari itu, dua orang mendatangi kediaman Ustaz HM Ridwan Syakir di kawasan Tambun Utara. Tujuan keduanya meminta dana kepada ustaz untuk ongkos pulang ke Merak.
Namun, permintaan kedua orang tersebut ditolak. Selain itu, sang ustaz sedang sakit sehingga tidak bisa banyak membantu.
Kedua orang tersebut lantas meninggalkan rumah ustaz. Karena kesal tak dapat uang, salah satu pelaku kemudian berkata kasar atau memaki-maki.
Warga sekitar yang mendapati pelaku kemudian mengamankan keduanya dan menyerahkan mereka kepada polisi.
"Sudah kami amankan. Keduanya juga sampai saat ini disimpulkan waras, tidak gila. Kami juga masih dalami, apakah ada korban lain dari modus yang mereka pakai," ucap Sudjatmiko.
Baca juga: Peristiwa di Tambun Utara Bukan Penyerangan Ustaz, melainkan...
Ia juga menyampaikan, pelaku sudah satu tahun berjalan meminta uang dari satu masjid ke masjid lain. Mereka melakukan hal tersebut dari Sumatera hingga Jawa Timur.
Dalam satu hari, kata Sudjatmiko, bisa lima sampai enam masjid yang disambangi pelaku.
"Jadi, kalau ada informasi, tanyakan langsung kepada pihak berwajib yang mengusut suatu kejadian, jangan menerima dari sumber yang tidak bertanggung jawab," kata Sudjatmiko. Kini, polisi akan mengusut penyebar informasi mengenai ustaz tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.