Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolsek Tambun: Tolong Bijaksana Menerima Informasi di Media Sosial

Kompas.com - 22/02/2018, 10:40 WIB
Setyo Adi Nugroho,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com — Kapolsek Tambun Kompol Rahmat Sudjatmiko berharap masyarakat lebih bijaksana dalam menerima suatu informasi atau berita yang tersebar di media sosial, termasuk Facebook.

"Tolong bagi masyarakat bijaksana menggunakan media sosial, termasuk dalam menerima informasi terkait isu-isu yang mencemaskan," ucap Sudjatmiko saat dihubungi, Kamis (22/2/2018).

Ia menyampaikan hal ini setelah beredar informasi di Facebook mengenai ustaz di Tambun Utara, Bekasi, yang didatangi dua orang tak dikenal di rumahnya pada Rabu (21/2/2018).

Dalam informasi yang beredar di media sosial, ustaz itu diboyong dua pelaku keluar rumah. Informasi ini menyertakan kalimat mengenai bahaya Partai Komunis Indonesia (PKI).

Selain itu, informasi yang beredar di media sosial tersebut menyebutkan ditemukannya celurit, golok, dan daftar nama ustaz yang menjadi sasaran dalam tas pelaku.

Baca juga: Polisi Akan Usut Penyebar Hoaks soal Penyerangan Ustaz di Tambun Utara

Sementara itu, Sudjatmiko menyampaikan, peristiwa ini bukan penyerangan ataupun bentuk teror. Tidak ada senjata ataupun atribut PKI yang ditemukan dalam tas pelaku.

"Termasuk soal darah-darah yang ada di kabar-kabar tersebut, tidak benar. Itu hoaks," ucap Sudjatmiko.

Menurut dia, hari itu, dua orang mendatangi kediaman Ustaz HM Ridwan Syakir di kawasan Tambun Utara. Tujuan keduanya meminta dana kepada ustaz untuk ongkos pulang ke Merak.

Namun, permintaan kedua orang tersebut ditolak. Selain itu, sang ustaz sedang sakit sehingga tidak bisa banyak membantu.

Kedua orang tersebut lantas meninggalkan rumah ustaz. Karena kesal tak dapat uang, salah satu pelaku kemudian berkata kasar atau memaki-maki.

Warga sekitar yang mendapati pelaku kemudian mengamankan keduanya dan menyerahkan mereka kepada polisi.

"Sudah kami amankan. Keduanya juga sampai saat ini disimpulkan waras, tidak gila. Kami juga masih dalami, apakah ada korban lain dari modus yang mereka pakai," ucap Sudjatmiko.

Baca juga: Peristiwa di Tambun Utara Bukan Penyerangan Ustaz, melainkan...

Ia juga menyampaikan, pelaku sudah satu tahun berjalan meminta uang dari satu masjid ke masjid lain. Mereka melakukan hal tersebut dari Sumatera hingga Jawa Timur.

Dalam satu hari, kata Sudjatmiko, bisa lima sampai enam masjid yang disambangi pelaku. 

"Jadi, kalau ada informasi, tanyakan langsung kepada pihak berwajib yang mengusut suatu kejadian, jangan menerima dari sumber yang tidak bertanggung jawab," kata Sudjatmiko. Kini, polisi akan mengusut penyebar informasi mengenai ustaz tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Megapolitan
Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin 'Nganggur'

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin "Nganggur"

Megapolitan
Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com