Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Warga Mengaku Adiknya Mirip Sketsa Penyerang Novel, tetapi...

Kompas.com - 02/03/2018, 18:41 WIB
Sherly Puspita,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, penyidik menerima laporan warga yang mengaku memiliki adik mirip sketsa terduga penyerang penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

Namun, Argo tidak menyebutkan kapan laporan tersebut diterima.

"Jadi di Facebook Direktorat Kriminal Umum (Krimum) dan Krimsus Polda Metro Jaya, kan, kami pajang foto sketsa terduga penyerang Novel. Lalu ada yang melaporkan bahwa salah satu sketsa itu mirip wajah adiknya," ujar Argo ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (2/3/2018).

Baca juga: Wapres JK Minta Polisi Diberi Waktu Tuntaskan Kasus Novel Baswedan

Ia mengatakan, pelapor berinisial VV dan merupakan warga Indonesia yang tinggal di Jerman. VV mengaku, adiknya yang berinisial A dan sedang berada di Sumatera itu mirip sketsa penyerang Novel.

"Yang bersangkutan melapor melalui pesan Facebook. Karena ada laporan begitu, kami menanggapi dan menanyakan lebih dalam tentang laporan tersebut," katanya.

Namun, pelapor semakin tidak kooperatif dalam memberikan keterangan. Pelapor, lanjutnya, justru menceritakan masalah sang adik yang sedang terlibat kasus lain. 

Baca juga: Aksi Foto Sebelah Mata untuk Novel Baswedan...

Hal ini, kata dia, sudah tidak relevan dengan yang dilaporkan. 

Saat polisi menanyakan lebih lanjut, pelapor justru tidak merespon dan sudah tak tersambung lagi dengan jaringan internet.

"Kami coba telusuri lebih dalam, tetapi sudah tidak direspon. Kami belum sempat menanyakan nomor telepon dan foto adik pelapor," ujar Argo.

Baca juga: Keberadaan TGPF Novel Dinilai Mampu Hadapi Halangan Politis

Sebelumnya, Argo mengatakan, pihaknya sering menerima laporan warga mengenai terduga penyerang Novel melalui kontak hotline yang telah disediakan. Namun, banyak laporan yang tidak valid.

Nyaris 11 bulan berlalu, pelaku penyerangan Novel yang menyebabkan sebelah matanya rusak belum juga menemui titik terang.

Kompas TV Sudah 10 bulan kasus penyerangan terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan, sejumlah pihak mendesak pemerintah membentuk tim gabungan pencari fakta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com