Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Anak Adopsi CW yang Tinggal 10 Tahun di Hotel Terungkap dari Pencarian Akta Kelahiran

Kompas.com - 07/03/2018, 07:30 WIB
David Oliver Purba,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) menjelaskan awal mula terungkapnya kasus dugaaan penelantaran yang dilakukan CW (60), seorang perempuan terhadap lima anak yang diadopsinya berinisial, RW (14), FA (13), OW (13), EW (10), dan TW (8).

Adapun sebelumnya, CW diduga melakukan eksploitasi terhadap kelima anak tersebut. Setelah melalui serangkaian assessement serta meminta keterangan dari CW dan kelima anak, polisi menyebut kasus tersebut lebih menjurus ke dugaan penelantaran dan kekerasan terhadap anak.

Manajer Sekretariat LPAI Indryarko E Hertresnanto mengatakan, terungkapnya kasus ini berawal saat warga bernama R hendak menyekolahkan FA, salah satu anak yang diadopsi CW.

Baca juga : Bawa 5 Anak yang Diadopsi, CW Berpindah Hotel Selama 10 Tahun

Adapun FA melarikan diri dari CW karena pengakuan FA, CW kerap mendapat perlakukan kasar dan pernah mendapat tindak penganiayaan.

FA melarikan diri dan bertemu dengan Y yang sebelumnya merupakan pengasuh yang bekerja dengan CW. Saat itulah R yang merupakan kerabat Y mengenal FA

Indryarko mengatakan, R hendak menyekolahkan FA. Namun, terkendala tidak adanya akta kelahiran. R kemudian menanyakan akta kelahiran FA kepada Y. Namun, Y mengatakan bahwa dia tidak memiliki akta kelahiran FA karena saat itu Y menduga bahwa akta kelahiran dipegang oleh CW.

Baca juga : Tinggal 1,5 Tahun di Hotel, CW Diduga Aniaya 5 Anak yang Diadopsinya 

Belakangan diketahui bahwa CW mengadospi FA dan empat anak lainnya tanpa dokumen yang jelas. R kemudian meminta Y untuk menghubungi CW agar meminta akta kelahiran tersebut, tapi Y menolak karena mengetahui sifat CW yang temperamen. CW diketahui berprofesi sebagai dokter.

"Enggak berani si Y minta ke CW karena temperamen, gampang marah," ujar Indryarko saat dihubungi, Selasa (6/3/2018).

R akhirnya mengadukan hal tersebut ke LPAI. Kepada LPAI, R bermaksud melaporkan hal tersebut agar LPAI bisa menekan CW untuk memberikan akta kelahiran kepada R.

Baca juga : CW Diduga Adopsi 5 Anak Tanpa Dokumen Sah

 

Mendengar laporan R serta meminta keterangan FA, LPAI kemudian melaporkan CW yang sebelumnya diduga melakukan eksploitasi terhadap FA dan keempat anak lainnya.

Polisi kemudian menindaklanjuti laporan tersebut dan mengamankan CW beserta keempat anak lainnya di sebuah hotel di Jakarta Pusat pada Rabu (28/2/2018).

"Kedatangan R bukan semata-mata mengurus akta lahir, kalau urus akta kan gampang. Tapi meminta surat keterangan dari si CW. R ini berpikir kalau LPAI bisa menekan CW untuk menyerahkan surat itu," ujar Indryarko.

Dalam pemeriksaan lanjutan, CW mengaku mengadopsi lima anak tersebut tanpa surat-surat yang sah. Adapun kelima anak tersebut diadopsi CW sejak masih bayi.

Baca juga : CW Mengaku Pakai Harta Warisan untuk Tinggal di Hotel 10 Tahun Bersama 5 Anak Adopsinya

Selama lebih dari 10 tahun CW membawa kelima anak yang diadopsinya tinggal di tiga hotel yang berbeda di Jakarta. Biaya hidup berasal dari warisan orangtua CW.

Adapun diketahui CW telah menyewa kuasa hukum, Edi Danggur untuk mendampinginya dalam kasus tersebut. Namun, Edi enggan memberikan konfirmasi terkait kasus yang membelit kliennya itu.

"Nanti kami akan undang saat konferensi pers," ujar Edi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com