Salin Artikel

Kasus Anak Adopsi CW yang Tinggal 10 Tahun di Hotel Terungkap dari Pencarian Akta Kelahiran

Adapun sebelumnya, CW diduga melakukan eksploitasi terhadap kelima anak tersebut. Setelah melalui serangkaian assessement serta meminta keterangan dari CW dan kelima anak, polisi menyebut kasus tersebut lebih menjurus ke dugaan penelantaran dan kekerasan terhadap anak.

Manajer Sekretariat LPAI Indryarko E Hertresnanto mengatakan, terungkapnya kasus ini berawal saat warga bernama R hendak menyekolahkan FA, salah satu anak yang diadopsi CW.

Adapun FA melarikan diri dari CW karena pengakuan FA, CW kerap mendapat perlakukan kasar dan pernah mendapat tindak penganiayaan.

FA melarikan diri dan bertemu dengan Y yang sebelumnya merupakan pengasuh yang bekerja dengan CW. Saat itulah R yang merupakan kerabat Y mengenal FA

Indryarko mengatakan, R hendak menyekolahkan FA. Namun, terkendala tidak adanya akta kelahiran. R kemudian menanyakan akta kelahiran FA kepada Y. Namun, Y mengatakan bahwa dia tidak memiliki akta kelahiran FA karena saat itu Y menduga bahwa akta kelahiran dipegang oleh CW.

Belakangan diketahui bahwa CW mengadospi FA dan empat anak lainnya tanpa dokumen yang jelas. R kemudian meminta Y untuk menghubungi CW agar meminta akta kelahiran tersebut, tapi Y menolak karena mengetahui sifat CW yang temperamen. CW diketahui berprofesi sebagai dokter.

"Enggak berani si Y minta ke CW karena temperamen, gampang marah," ujar Indryarko saat dihubungi, Selasa (6/3/2018).

R akhirnya mengadukan hal tersebut ke LPAI. Kepada LPAI, R bermaksud melaporkan hal tersebut agar LPAI bisa menekan CW untuk memberikan akta kelahiran kepada R.

Mendengar laporan R serta meminta keterangan FA, LPAI kemudian melaporkan CW yang sebelumnya diduga melakukan eksploitasi terhadap FA dan keempat anak lainnya.

Polisi kemudian menindaklanjuti laporan tersebut dan mengamankan CW beserta keempat anak lainnya di sebuah hotel di Jakarta Pusat pada Rabu (28/2/2018).

"Kedatangan R bukan semata-mata mengurus akta lahir, kalau urus akta kan gampang. Tapi meminta surat keterangan dari si CW. R ini berpikir kalau LPAI bisa menekan CW untuk menyerahkan surat itu," ujar Indryarko.

Dalam pemeriksaan lanjutan, CW mengaku mengadopsi lima anak tersebut tanpa surat-surat yang sah. Adapun kelima anak tersebut diadopsi CW sejak masih bayi.

Selama lebih dari 10 tahun CW membawa kelima anak yang diadopsinya tinggal di tiga hotel yang berbeda di Jakarta. Biaya hidup berasal dari warisan orangtua CW.

Adapun diketahui CW telah menyewa kuasa hukum, Edi Danggur untuk mendampinginya dalam kasus tersebut. Namun, Edi enggan memberikan konfirmasi terkait kasus yang membelit kliennya itu.

"Nanti kami akan undang saat konferensi pers," ujar Edi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/07/07304631/kasus-anak-adopsi-cw-yang-tinggal-10-tahun-di-hotel-terungkap-dari

Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke