Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga: Saya Enggak Mau Lagi Dengar Komentar Sulit Berkomunikasi dengan Pemprov DKI

Kompas.com - 08/03/2018, 15:24 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno hadir dalam diskusi bertema "Menjawab Tantangan: Teluk Jakarta Bersih? Siapa Berani?", Kamis (8/3/2018).

Dalam diskusi itu, ia mendapat cerita dari Tenia Puspa Lestari, penggagas Divers Clean Action soal kotornya pesisir Jakarta dan pulau-pulau Kepulauan Seribu.

"Sulitnya berkoordinasi dengan Pemda lokal yang pegang Teluk Jakarta. Kebanyakan ada KKP, ada KHLK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan)," kata Tenia usai diskusi di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Kamis siang.

Mendengar hal itu, Sandiaga langsung memotong pembicaraan Tenia.

"Saya enggak mau lagi dengar komentar sulit berkomunikasi dengan Pemprov DKI Jakarta," kata Sandiaga.

Baca juga : Menteri Susi: Yang Buang Sampah Sembarangan, Tenggelamkan!

Ia lantas langsung menunjuk Wali Kota Jakarta Utara Husein Murad dan Bupati Kepulauan Seribu Irmansyah. Ia meminta Tenia bertukar nomor ponsel dengan keduanya.

Namun Tenia kemudian menjelaskan maksudnya bukanlah sulit komunikasi, namun sulit melakukan penanganan dengan banyaknya instansi yang berwenang merawat pesisir Jakarta.

Dengan Irmansyah dan jajaran Pemkab Kepulauan Seribu sendiri, Tenia sudah sering menggelar kegiatan.

"Kalau di luar Pemprov DKI saya nyerah," kata Sandiaga.

Dalam diskusi tersebut dipaparkan bahwa bahaya pencemaran mengintai pesisir Jakarta. Sandiaga mengakui bahwa dari produksi 7.000 sampah per hari di Jakarta, sebagiannya tak tertangani dan lolos ke perairan utara Jakarta.

"Saya udah nyelam, snorkeling di Kepulauan Seribu walaupun cantik tapi ini masalah. Nah kami ingin merangkul semua dari pemerintah, swasta, dan masyarakat sendiri," kata Sandiaga.

Baca juga : Ini Harapan Pasukan Oranye di Hari Peduli Sampah Nasional

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada KLHK tahun 2016, pencemaran di wilayah Teluk Jakarta mayoritas bersumber dari limbah domestik rumah tangga.

Hal ini dikarenakan kawasan tersebut menjadi lokasi akhir dari berbagai macam distribusi limbah yang datang dari hulu 13 sungai di Jakarta. Ini menyebabkan teluk Jakarta menjadi titik yang paling tercemar.

Temuan sampah pada November 2015 silam, limbah industri sebanyak 52.862 ton dan limbah anorganik sebanyak 24.446 ton. Sedangkan untuk limbah yang berasal dari rumah tangga, untuk organik sebesar 10.875.651 ton dan anorganik 9.766.670 ton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com