Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Bicara "Shadow Power" di Tanah Abang...

Kompas.com - 27/03/2018, 16:18 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Dinas Komunikasi, Informasi, dan Statistika DKI Jakarta mengunggah video rapat pimpinan evaluasi penataan Tanah Abang yang diselenggarakan pada 26 Februari 2018 ke akun YouTube Pemprov DKI pada 21 Maret 2018.

Dalam video itu, Anies bicara soal aspek yang harus diperhatikan dalam menyiapkan rancangan penataan, salah satunya shadow power atau kekuatan bayangan.

"Kita menyusun di tempat yang di situ ada begitu banyak pelaku dan ada existing shadow power di situ, kita masih.... Kita enggak kebayang di situ," kata Anies dalam video tersebut.

Baca juga: Anies Sebut Tanah Abang sebagai A Good Problem

Anies meminta jajarannya tidak membayangkan shadow power seperti mafia.

Namun, shadow power yang dimaksud adalah kekuatan-kekuatan yang muncul dan tidak terbayang.

"Begitu ojek pangkalan masuk (ke dalam stasiun), muncul bajaj. Jadi, jangan bayangkan seperti mengatur bidak catur, tetapi seperti mengatur magnet. Geser magnet satu, membuat magnet lain bergerak," ujarnya. 

Baca juga: Polisi Koordinasi dengan Ombudsman jika Rekomendasi Penataan Tanah Abang Tak Dijalankan

Seusai bicara shadow power dan pergeseran magnet, Anies kemudian menjelaskan dynamic equilibrium untuk menggambarkan masalah-masalah yang muncul di Tanah Abang.

"Equilibrium-nya ini bersifat dinamis, tergantung siapa bergeser ke mana," ujarnya. 

Oleh karena itu, ia menginstruksikan anak buahnya membuat matriks rencana penataan.

Ia meminta agar dikelompokkan masalah transportasi, perdagangan, pengelolaan, dan pergerakan manusia tanpa alat transportasi.

Baca juga: Anies Minta Waktu untuk Baca Laporan Ombudsman soal Tanah Abang

Kemudian di kelompok itu dibuat tabel penataan jangka pendek, menengah, dan panjang.

"Nanti semua solusinya akan bertemu di situ, petanya beda-beda, tuh," ucapnya.

Sejak 22 Desember 2017, Anies menerapkan kebijakan menutup Jalan Jatibaru di depan Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Baca juga: Ombudsman Beri Waktu Pemprov DKI 30 Hari Koreksi Kebijakannya di Tanah Abang

Jalan itu digunakan sebagai tempat berjualan 400 pedagang kaki lima (PKL).

Kebijakan yang dianggap sebagai jawaban mengentaskan kesemrawutan ini kemudian diprotes berbagai pihak, mulai dari Polda Metro Jaya hingga sopir angkot Tanah Abang.

Dalam perencanaan jangka panjang, dijanjikan kawasan Tanah Abang akan dibangun dengan konsep transit oriented development (TOD).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Megapolitan
Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Megapolitan
Kebakaran Toko Pakaian di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Kebakaran Toko Pakaian di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Megapolitan
Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas 'Headway' KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas "Headway" KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Megapolitan
Fenomena Tawuran di Pasar Deprok, Disebut Ulah Provokator dan Diawali Pemasangan Petasan

Fenomena Tawuran di Pasar Deprok, Disebut Ulah Provokator dan Diawali Pemasangan Petasan

Megapolitan
Syoknya Lansia di Bogor, Nyaris Tewas Usai Tertimbun Reruntuhan Rumahnya yang Ambruk akibat Longsor

Syoknya Lansia di Bogor, Nyaris Tewas Usai Tertimbun Reruntuhan Rumahnya yang Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Pengakuan Alumni STIP soal Senioritas di Kampus: Telan Duri Ikan hingga Disundut Rokok

Pengakuan Alumni STIP soal Senioritas di Kampus: Telan Duri Ikan hingga Disundut Rokok

Megapolitan
Junior Tewas Dianiaya Senior di STIP, Keluarga Pelaku Belum Datangi Pihak Korban

Junior Tewas Dianiaya Senior di STIP, Keluarga Pelaku Belum Datangi Pihak Korban

Megapolitan
Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Megapolitan
Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Megapolitan
Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Megapolitan
Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com