Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusunawa dengan Akses Transportasi Sulit Termasuk Hunian Tidak Laik Huni

Kompas.com - 12/04/2018, 13:19 WIB
David Oliver Purba,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur RUJAK Center for Urban Studies Elisa Sutanudjaja mengatakan, rumah susun sewa sederhana (rusunawa) yang dibangun Pemprov DKI Jakarta tidak serta merta bisa menjadi hunian laik huni bagi warga.

Elisa mengatakan, salah satu syarat hunian laik huni yaitu memiliki akses transportasi yang mudah. Elisa menjelaskan, beberapa rusunawa yang dibangun Pemprov DKI tidak masuk ke dalam hunian laik huni.

Misalnya di Rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur. Di rusun itu, kata Elisa akses transportasi cukup sulit.

Adapun bus transjakarta yang disediakan, kata Elisa juga tidak bisa mengakomodir kebutuhan transportasi penghuni rusun. Terlihat dari banyaknya warga yang tetap menggunakan kendaraan pribadi.

"Yang sering kejadian rusun yang sering dibangun pemerintah provinsi itu misalnya rusunawa yang letaknya jauh. Walaupun dia argumen akan ada transjakarta, tapi kalau rusunawanya di Rawa Bebek dan transjakarta 30 menit sekali, akhirnya orang naik motor. Nah, dari segi infrastruktur saja sudah dicoret," ujar Elisa saat diskusi bertema "Hunian Layak adalah Hak Asasi Manusia" di Jakarta Pusat, Rabu (11/4/2018) malam.

Baca juga : Tingkat Hunian Apartemen Sewa Terus Turun

Elisa mengatakan, hal lain yang membuat rusunawa bukan merupakan hunian yang laik ialah dari sistem keamanan dari ancaman penggsuran.

Elisa mengatakan bisa saja ketika sewa hunian tidak diperpanjang yang membuat penguni harus pindah.

"Lalu rusunawa enggak berarti keamanan bermukim karena tiap dua tahun harus perpanjang, dan bisa (saja) dicabut," ujar Elisa.

Selain akses transportasi yang mudah, serta keamanan yang terjamin, sebuah hunian yang laik wajib memenuhi sejumlah persyaratan. Misalnya, bangunan yang laik dan sehat, akses mudah bagi kaum difabel, harga yang terjangkau, lokasi yang strategis dengan sarana pekerjaan, pendidikan, kesehatan dan fasilitas sosial, serta lingkungan yang harmonis antara tetangga dan kelompok komunitas di dalamnya.

Kompas TV Tunggak Bayar Sewa, 105 Unit di Rusunawa Tambora Disegel
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pekerja Ini Lebih Setuju Program DP 0 Persen Dikaji Ulang daripada Gaji Dipotong Tapera

Pekerja Ini Lebih Setuju Program DP 0 Persen Dikaji Ulang daripada Gaji Dipotong Tapera

Megapolitan
Pj Wali Kota Bogor Imbau Orangtua Tidak Mudah Percaya Calo Saat Pendaftaran PPDB 2024

Pj Wali Kota Bogor Imbau Orangtua Tidak Mudah Percaya Calo Saat Pendaftaran PPDB 2024

Megapolitan
KASN Terima Dua Laporan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN oleh Supian Suri

KASN Terima Dua Laporan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN oleh Supian Suri

Megapolitan
Soal Tapera, Karyawan Swasta: Mending Pemerintah Perbaiki Administrasi Pencairan BPJS Ketenagakerjaan Dulu

Soal Tapera, Karyawan Swasta: Mending Pemerintah Perbaiki Administrasi Pencairan BPJS Ketenagakerjaan Dulu

Megapolitan
Penjual Konten Video Pornografi Anak di Telegram Patok Tarif Rp 200.000

Penjual Konten Video Pornografi Anak di Telegram Patok Tarif Rp 200.000

Megapolitan
Jual Video Porno Anak via Telegram, Pria Asal Sumenep Ditangkap Polisi

Jual Video Porno Anak via Telegram, Pria Asal Sumenep Ditangkap Polisi

Megapolitan
Iuran Tapera sampai Pensiun, Karyawan Swasta: Siapa yang Mau Cicil Rumah 30 Tahun?

Iuran Tapera sampai Pensiun, Karyawan Swasta: Siapa yang Mau Cicil Rumah 30 Tahun?

Megapolitan
Kekesalan Ketua RT di Bekasi, Tutup Akses Jalan Warga yang Dibangun di Atas Tanahnya Tanpa Izin

Kekesalan Ketua RT di Bekasi, Tutup Akses Jalan Warga yang Dibangun di Atas Tanahnya Tanpa Izin

Megapolitan
Pemetaan TPS pada Pilkada DKI 2024 Pertimbangkan 4 Aspek

Pemetaan TPS pada Pilkada DKI 2024 Pertimbangkan 4 Aspek

Megapolitan
Orangtua Calon Siswa Diwanti-wanti Tak Lakukan Kecurangan Apa Pun pada PPDB Kota Bogor 2024

Orangtua Calon Siswa Diwanti-wanti Tak Lakukan Kecurangan Apa Pun pada PPDB Kota Bogor 2024

Megapolitan
Tak Masalah Pendapatan Dipotong Tapera, Tukang Bubur: 3 Persen Menurut Saya Kecil

Tak Masalah Pendapatan Dipotong Tapera, Tukang Bubur: 3 Persen Menurut Saya Kecil

Megapolitan
Polisi Usut Dugaan TPPO dalam Kasus ART Lompat dari Lantai 3 Rumah Majikan

Polisi Usut Dugaan TPPO dalam Kasus ART Lompat dari Lantai 3 Rumah Majikan

Megapolitan
Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Megapolitan
Hampir Terjaring Razia karena Dikira Jukir, Ojol: Saya 'Driver', demi Allah

Hampir Terjaring Razia karena Dikira Jukir, Ojol: Saya "Driver", demi Allah

Megapolitan
KPU Susun Pemetaan TPS, Jumlah Pemilih Pilkada DKI Bertambah 62.772 Orang

KPU Susun Pemetaan TPS, Jumlah Pemilih Pilkada DKI Bertambah 62.772 Orang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com