Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Saluran Air Penuh Sampah di Duren Sawit

Kompas.com - 24/06/2018, 22:31 WIB
Rima Wahyuningrum,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi saluran air di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Duren Sawit, Jakarta Timur depan Gedung Serba Guna Rusun Klender menjadi sorotan netizen.

Sebuah akun Facebook bernama Wuri S Pratiwi menuliskan keluhannya dengan kondisi kotor saluran air di sana pada Sabtu (23/6/2019).

Ia membandingkan masa pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengab Anies Baswedan dalam menangani saluran air.

"Ini kali belakang rumah saya di Jl.I Gusti Ngurah Rai. Saat jaman Ahok sangat bersih dan airnya mengalir. Kalau saya lewat sering banget ada pasukan biru disini. Sejak diganti Wanabud sudah enggak pernah saya lihat pasukan biru bersihin kali ini.Terjadi pengurangan besar-besaran pasukan orange dan biru. Kalau dulu pasukan orange sampe masuk ke gang bersihin selokan sekarang di jalan raya saja sudah langka," tulis akun tersebut.


Saat Kompas.com mendatangi lokasi yang dimaksud, kondisi saluran air sesuai dengan di foto-foto tersebut. Air saluran air berwarna hijau lumut dengan berbagai sampah yang mengapung di atasnya.

Adapun sampah yang bertebaran yaitu daun kering. Ini karena tepat di sepanjang saluran air ditumbungi pohon rindang.

Ada pula sampah kemasan plastik bekas makanan, botol minuman bekas, dan dus kemasan camilan. Sementara kondisi air pun seperti dalam keadaan tercemar.

Kondisi tersebut tak ditemukan merata. Sekitar berjarak hampir setiap lima meter kondisi air hanya hijau tanpa ada sampah mengapung.

Pemandangan tersebut seakan kontras dengan kondisi jalur pejalan kaki yang ada di sebelahnya. Jalan setapak tersebut masih terlihat baru dan bersih.

Seorang pedagang kaki lima (PKL) dekat lokasi yang tidak ingin disebutkan namanya menilai wajar tentang kondisi kotor saluran air tersebut.

"Mungkin petugas kebersihannya masih pada libur Lebaran. Wajar juga banyak sampah itu bawah pohon lebat (dan) dekat orang buang sampah," katanya.

Kepala Suku Dinas Kebersihan Dan Lingkungan Hidup Jakarta Timur, Budi Mulyanto, mengatakan pihaknya tidak menangani saluran air di kawasan tersebut.

Pihaknya hanya menangani pengangkutan sampah untuk disalurkan ke Bantar Gebang dan melempar penyelesaian kotornya saluran air kepada kelurahan atau petugas Penanganann, Prsarana dan Sarana Umum (PPSU).

"Saya kan di Sudin. Ada pembagian tugas untuk saliran. Di saluran kalau enggak yang dari PPSU atau kelurahan. Kita (sudin) tugasnya pengangkutan sampah," kata Budi saat dihubungi Kompas.com, Minggu.

Sementara Kompas.com belum bisa mendapat respon dari Lurah Malaka Sari, Duren Sawit, Jakarta Timur, tempat di mana lokasi tersebut berada.

Update

Lurah Malaka Sari Jarden Pakpahan telah menurunkan petugas kebersihan pada Senin (25/6/2018) pagi untuk mengangkut dan membersihkan sampah di sana. 

"Tanpa menunggu, pasukan biru (dari Dinas Tata Air) langsung mengerjakan. UPK Badan Air akan turun siang ini (membersihkan)," kata Jarden kepada Kompas.com, Senin.  Baca juga: Pasukan Oranye Bersihkan Sampah yang Penuhi Saluran Air di Duren Sawit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com