Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makam Tumpang Jadi Solusi Atasi Keterbatasan Lahan di Jakarta

Kompas.com - 10/07/2018, 12:56 WIB
Nursita Sari,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Seksi Pelayanan dan Perpetakan Makam Dinas Kehutanan DKI Jakarta Ricky Putra mengatakan, makam tumpang menjadi solusi yang bisa mengatasi keterbatasan lahan di Jakarta.

Makam tumpang berarti ada beberapa jenazah yang dikuburkan dalam satu petak makam yang sama. Syaratnya, jenazah-jenazah yang dikuburkan dalam makam tumpang harus memiliki ikatan keluarga.

Petak makam dapat ditumpang saat jenazah sebelumnya sudah dimakamkan minimal tiga tahun. Semua ketentuan tentang makam tumpang diatur dalam Perda Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pemakaman.

"(Makam tumpang) itu sangat membantu keterbatasan lahan," ujar Ricky, kepada Kompas.com, Jumat (29/6/2018).

Baca juga: Jakarta Terancam Krisis Lahan Makam 1,5 Tahun Lagi

Ricky mengatakan, Dinas Kehutanan DKI Jakarta melayani sekitar 100 pemakaman jenazah setiap harinya. Setengahnya menggunakan makam tumpang, sehingga tidak memakan lahan siap pakai.

Data teranyar Dinas Kehutanan DKI Jakarta menunjukkan lahan yang siap pakai saat ini ada 38,3 hektar. Lahan itu akan habis pada 2019, jika tidak ada warga yang menguburkan jenazah keluarganya dengan makam tumpang.

Data lahan pemakaman di DKI Jakarta dan targetnya.DOK. DINAS KEHUTANAN DKI JAKARTA Data lahan pemakaman di DKI Jakarta dan targetnya.

Ricky mengimbau warga menggunakan makam tumpang sehingga di 2019 tidak terjadi krisis lahan makam di Ibu Kota.

"Lahan yang sampai 2019 itu, yang 38,3 hektar itu, masih aman dong kalau masyarakat itu sadar bahwa (jenazah) ditumpang saja dengan keluarganya," kata Ricky.

Adapun Pemprov DKI Jakarta sejak era Gubernur DKI Ali Sadikin menargetkan ada 794,83 hektar lahan makam di Jakarta hingga 2035.

Baca juga: DKI Kesulitan Penuhi Target Pembebasan Lahan Makam Tiap Tahun

Dari target itu, Dinas Kehutanan DKI sudah membebaskan 611,59 hektar lahan hingga akhir 2017. Berarti ada 183,24 hektar yang belum dibebaskan.

Dari 611,59 hektar lahan makam yang sudah dibebaskan, 60 persen di antaranya atau 365,13 hektar sudah dipakai.

Sementara itu, lahan yang siap pakai seluas 38,3 hektar dan sisanya 208,16 hektar, belum siap pakai.

Kompas TV Ritual ini melambangkan bentuk hormat dan bakti masyarakat pada Panembahan Bodo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com