Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bendera Bertiang Bambu yang Melawan Kekuatan Jempol "Netizen"

Kompas.com - 19/07/2018, 09:11 WIB
Jessi Carina,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa hari ini, media sosial diramaikan dengan pembicaraan seputar tiang bendera dari bambu untuk pemasangan bendera negara-negara para pesera Asian Games 2018.

Kejadiannya bermula dari Penjaringan, Jakarta Utara. Di sana, bendera-bendera negara peserta Asian Games dipasang berjajar. Yang menarik perhatian adalah tiangnya menggunakan bambu.

Bambu-bambu itu dinilai tidak layak digunakan untuk merayakan perhelatan internasional bulan depan. Ada juga yang mengatakan bahwa penggunaan bambu sebagai tiang mencoreng nama baik Jakarta sebagai tuan rumah Asian Games 2018.

Akhirnya bendera bertiang bambu itu pun dicopot.

Baca juga: Kontroversi Bendera Peserta Asian Games Diikat di Bambu dan Memo Gubernur DKI

Namun, Rabu (18/7/2018) kemarin Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginstruksikan bendera-bendera bertiang bambu itu dipasang kembali. Anies mengatakan masyarakat telah menyepelekan bendera bertiang bambu tersebut.

Dia mengklaim bahwa itu merupakan inisiatif warga sekitar.

"Semalam ada sebuah kejadian di mana warga memasang bambu-bambu untuk bendera negara negara Asia di wilayah penjaringan, Jakarta Utara. Lalu kerja keras, kerja tulus, dan kerja nyata warga di Penjaringan itu disepelekan oleh kerja jempol di media sosial," kata Anies di Plaza Tenggara Gelora Bung Karno, Rabu.

"Mereka yang hanya memencet tombol-tombol meremehkan bambu bambu yamg ditegakkan oleh warga," tambah Anies.

Diminta libur "julid" sebulan

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno meminta netizen menghormati upaya warga memeriahkan Asian Games. Dia mengatakan, sejak awal pemerintah ingin menciptakan demam Asian Games sampai ke tingkat masyarakat bawah.

Ketika itu kini terjadi, Sandiaga heran warga malah merespons negatif.

"Pak Presiden nganjurin demam (Asian Games), saking demamnya dia partisipasi pasang bendera dengan bambu. Mestinya diapresiasi, eh diledek-ledekin. Anda jangan julid (nyinyir)," ujar Sandiaga.

Sandiaga juga meminta warganet tidak banyak berkomentar negatif mengenai persiapan Asian Games. Dia meminta warganet melakukan "gencatan senjata" terlebih dahulu.

Baca juga: Bendera Peserta Asian Games Bertiang Bambu di Kali Besar Akan Dirapikan bila Perlu

"Sudahlah gencatan senjata dulu, one month dari sekarang sampai tanggal 2 September," kata Sandiaga lagi.

Menurut Sandiaga, sesungguhnya persiapan Asian Games sudah baik. Meski banyak yang skeptis, venue Asian Games sudah siap sepenuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com