Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trotoar di Lapangan Banteng Barat Kerap Dijadikan Lokasi Parkir Liar

Kompas.com - 07/08/2018, 19:48 WIB
David Oliver Purba,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator UP Perparkiran Bidang Tepi Jalan wilayah Jakarta Pusat, Yusuf mengatakan, ada oknum warga yang mencari keuntungan dengan menjadikan trotoar sebagai lahan parkir liar di kawasan Lapangan Banteng. Biasanya, juru parkir (jukir) liar tersebut membuka parkir liar di trotoar Jalan Lapangan Banteng Barat yang memang tidak dijaga petugas.

"Memang biasanya di sekitar Lapangan Banteng Barat. Di situ enggak diperbolehkan sebenarnya, tapi ada preman-preman di sana, parkir enggak resmi. Waktu kami tertibkan mereka langsung kabur," kata Yusuf saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/6/2018).

Ia mengatakan, parkir liar tersebut biasanya dibuka saat ada kegiatan besar di Lapangan Banteng atau pada Sabtu dan Minggu. Petugas UP Perparkiran cukup sering melakukan penertiban. Namun, para pelaku masih membandel. Ketika tidak ada petugas, juru parkir liar kembali menjadikan trotoar sebagai lokasi pakir.

Baca juga: Trotoar di Lapangan Banteng Jadi Tempat Parkir Sepeda Motor

Sejumlah pengendara yang tidak mengetahui lokasi parkir Lapangan Banteng kadang-kadang mengikuti arahan jukir liar tersebut.

Di Lapangan Banteng ada beberapa lokasi parkir yang bisa diakses pengunjung, misalnya di Jalan Lapangan Banteng Selatan yang berada depan Hotel Borobudur, dan Jalan Lapangan Banteng Timur di depan Kantor Kementerian Keuangan.

UP Perparkiran berencana untuk menerapkan sistem parkir di pinggir jalan menggunakan aplikasi parkir bernama "Jukir".

"Kalau yang ada sekarang kan sistem karcis, tapi kalau nanti sistem aplikasi. Jadi ada juru parkir kita yang gunakan aplikasi itu. Nanti diterapkan untuk parkir di pinggir jalan," ujar Yusuf.

Dari pantauan Kompas.com pada Sabtu lalu, trotoar di Jalan Lapangan Banteng Barat itu  dijadikan tempat parkir sepeda motor. Pada sekitar pukul 18.20 WIB, beberapa juru parkir tak berseragam mengarahkan para pengendara sepeda motor untuk memarkir kendaraannya di lokasi itu.

Sepeda motor diparkir dua baris di bagian kiri dan kanan trotoar. Hanya bagian tengah trotoar yang tersisa untuk pejalan kaki.

Kemudian, sekitar pukul 20.30 WIB, tidak tampak lagi para juru parkir yang semula mengarahkan pengendara sepeda motor parkir di trotoar.

Yang ada hanyalah beberapa petugas keamanan berseragam. Mereka berjaga di depan pintu masuk Jalan Lapangan Banteng Barat.

Para petugas keamanan berseragam itu mengarahkan setiap pengendara sepeda motor yang berhenti di depan pintu masuk itu untuk memarkir kendaraannya di pintu masuk timur dan selatan.

"Parkirnya di pintu selatan sama timur, Bapak. Maaf, dilarang di sini," kata seorang petugas keamanan kepada pengendara sepeda motor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com