JAKARTA, KOMPAS.com - Partai politik yang pertama kali mendukung Basuki Tjahaja Purnama dalam Pilkada adalah Partai Nasdem. Padahal, partai ini dulunya terlibat aktif dalam hak angket terhadap Basuki atau Ahok di DPRD DKI Jakarta.
Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus mengungkapkan alasannya dalam peluncuran buku "Kebijakan Ahok" di Gedung Filateli, Kamis (16/8/2018).
"Saya akan cerita jujur kenapa memutuskan hak angket. Itu karena fraksi kami fraksi baru, dianggap oleh semua fraksi yang ada, kalau bukan Nasdem yang maju, ini barang bisa mental," ujar Bestari.
Adapun, hak angket pernah digulirkan DPRD DKI Jakarta pada 2015. Semua fraksi di DPRD DKI mendukung hak angket yang tujuan akhirnya membuktikan pelanggaran yang dilakukan Ahok. Ketika itu Ahok mengirimkan draft APBD yang tidak ditandatangani DPRD DKI ke Kemendagri.
Baca juga: Ahok Doakan Bestari Barus Jadi Gubernur
Namun, Bestari mengatakan hak angket itu bergulir karena Ahok keluar dari Partai Gerindra yang mengusungnya. Selain itu hubungan Ahok dengan anggota Dewan dari PDI-P juga tidak terlalu baik.
Namun, Gerindra atau PDI-P sama-sama tidak bisa menjadi inisiatornya. Hak angket akan terasa begitu politis jika diusulkan oleh Gerindra atau PDI-P.
Oleh karena itu, dipilihlah Partai Hanura dan Partai Nasdem yang saat itu tergolong baru masuk ke DPRD DKI Jakarta.
Baca juga: Ikut Blusukan, Bestari Barus Tunggu Ahok di Stasiun Tanah Abang
Namun, dukungan Nasdem terhadap hak angket hanya sementara saja. Bestari mengaku dihubungi oleh Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang memerintahkan untuk mencabut dukungan.
Setelah itu, Partai Nasdem mencabut dukungannya dan tidak lagi mau terlibat hak angket. Bestari mengaku alasan lain yang membuatnya mendukung hak angket waktu itu adalah karena belum terlalu mengenal Ahok.
Lama kelamaan Bestari menyadari. Untuk apa partainya ikut hak angket hanya karena Ahok keluar dari Gerindra. Setelah itu Bestari lebih sering berkomunikasi dengan Ahok.
Baca juga: Ketua DPRD Anggap Ada Kongkalikong antara Ahok dan Bestari Barus
"Saya belajar tentang Ahok sedikit demi sedikit. Ahok itu sangat santun khususnya kalau lagi berdua," kata dia.
Setelah mengenal lebih dekat, Bestari pun menjadi lebih memahami jalan pemikiran Ahok, yang kini tertuang dalam buku yang baru diluncurkan, "Kebijakan Ahok".
Buku itu ditulis oleh Ahok dari dalam penjara. Di sana tertuang cerita Ahok dalam merumuskan kebijakan-kebijakannya selama di Jakarta.
Baca juga: Pujian Ahok kepada Bestari Barus...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.