Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelola Blok B Tanah Abang: Para Pedagang Sering Bandel

Kompas.com - 27/08/2018, 19:21 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - General Manager Blok B Tanah Abang Bevi Linawati menyampaikan, adu mulut antara pihak keamanan atau satpam dan penyewa kios Blok B yang videonya viral di media sosial belakangan ini bukan sepenuhnya salah satpam.

Sebab, menurut dia, satpam hanya mencoba mengarahkan agar pedagang lebih rapi karena sering kali mereka menjajakan dagangannya melewati batas kios yang disewa.

"Bisa lihat kalau di pasar, kalau tidak ditertibkan itu seperti apa. Makanya lewat sekuriti kami tertibkan. Ini mereka bandel, kami punya foto selisih seperti ini," ujar Bevi Linawati, Senin (27/8/2018).

"Kalau di foto yang kami punya itu pejalan kaki tidak bisa lewat. Sampai kami diprotes tenant kanan kiri karena dagangannya terlalu maju," ujar dia.

Baca juga: Pengelola: Tidak Ada Pungli di Blok B Tanah Abang

Bevi menyampaikan, sejak awal para penyewa sudah diberitahukan mengenai peraturan operasional di lapangan, terutama terkait tempat yang semestinya tidak bisa berdagang melewati batas kios.

Bahkan, kata Bevi, pengelola Blok B Tanah Abang sudah memberikan kelonggaran sehingga pedagang bisa menjajakan barangnya melewati 50 sentimeter dari kiosnya.

Sebelumnya, beredar video adu mulut salah satu pedagang blok B dan beberapa satpam.

Dalam adu mulut itu, terdengar kata "sewa lahan" yang diucapkan salah seorang satpam sehingga menimbulkan anggapan di masyarakat terkait adanya pungli.

Namun, pihak pengelola menegaskan tidak ada pungli. Menurut Bevi, satpam hanya mengarahkan sang pedagang untuk bisa menyewa lahan yang lebih karena barang dagangannya yang cukup banyak.

"Itu videonya cuma sepotong tidak penuh, jadi perkataan yang terdengar seperti itu. Kelemahan video ini hanya karena kata-katanya, padahal satpam hanya mengarahkan," ujar Bevi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com