Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat, Maaf, hingga Sindiran dalam Pidato Terakhir Sandiaga...

Kompas.com - 28/08/2018, 08:29 WIB
Jessi Carina,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Senin (27/8/2018) kemarin menjadi terakhir kali bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno menghadiri rapat paripurna di Gedung DPRD DKI Jakarta.

Dia menghadiri paripurna pemberhentian dirinya sendiri sebagai wakil gubernur.

Di sana, Sandiaga sekaligus membacakan pidato terakhirnya di depan anggota DPRD DKI dan pejabat DKI Jakarta.

Baca juga: Mencari Wakil Gubernur DKI Pengganti Sandiaga Tanpa Ribut-ribut...

Banyak hal yang disampaikan Sandiaga.

Dalam pidatonya, Sandiaga curhat mengenai alasannya memilih berhenti dari jabatan wagub. Padahal, seharusnya dia bisa mengambil cuti.

"Mempertimbangkan betapa besar tugas seorang wakil gubernur, betapa berat kerja di Jakarta, dan menghindari risiko politisasi jabatan, menjauhkan dari mudharat pejabat yang mengintervensi dan menyalahgunakan birokrasi, anggaran, dan fasilitas, saya memilih ikhlas berkorban untuk tidak mengambil cuti," ujar Sandiaga.

Baca juga: Sandiaga: Saya Ingin Pilpres yang Damai dan Menghargai Perbedaan Pilihan

Sandiaga mengatakan, dirinya juga ingin mendahulukan kepentingan warga Jakarta di atas kepentingannya sendiri. Selain itu, keputusan ini juga untuk memberi kepastian kepada wagub yang baru nanti.

Dia ingin wagub yang baru bisa bekerja maksimal menggantikannya bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Permintaan maaf

Pidato itu juga dimanfaatkan Sandiaga untuk meminta maaf kepada warga DKI Jakarta. Dia meminta maaf karena tidak bisa menjalani pemerintahan selama 5 tahun seperti janjinya kerja tuntasnya.

"Saya juga memohon maaf tidak bisa menuntaskan amanah lima tahun yang telah diberikan kepada saya. Tapi saya percaya Pak Anies (Gubernur Anies Baswedan) dan wakil gubernur baru lebih mampu menuntaskan janji-janji kerja dan komitmen," kata Sandiaga.

Dia juga meminta maaf atas sikap dan perbuatannya yang tidak berkenan di hati.

Baca juga: Belum Mulai Kampanye, Sandiaga Mengaku Hanya Silaturahim

Permintaan maaf ini dia sampaikan tidak hanya untuk warga Jakarta. Namun, juga untuk para anggota Dewan dan Anies Baswedan.

"Mohon agar selalu dapat saling ikhlas memafkan dan mendoakan, demi kebaikan Ibu Kota Jakarta, dan kemaslahatan bangsa Indonesia," ujar dia.

Kepada para anggota Dewan, Sandiaga merasa kerja sama yang baik telah terjalin selama ini. Dia merasa proses demokrasi dan perbedaan pendapat selama ini berlangsung teduh dan beretika.

Baca juga: Sandiaga: Semua yang Ada di Balai Kota dan DPRD DKI Tetap Ada di Hati Saya...

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com