JAKARTA, KOMPAS.com - Moda transportasi light rail transit (LRT) Velodrome-Kelapa Gading saat ini sudah memasuki tahap uji coba operasi.
Pada Rabu (29/8/2018) sore, PT LRT Jakarta mengajak sejumlah awak media untuk menjajal kereta baru mereka melintasi jalur elevated dari Stasiun Velodrome ke Kelapa Gading.
Sekitar pukul 15.20 WIB, kereta yang akan membawa awak media serta peserta uji coba operasi lainnya tiba di Stasiun Velodrome. Peserta masuk ke area peron dengan melewati gate seperti yang ada di stasiun KRL.
Namun, gate tersebut masih belum difungsikan meskipun sudah terpasang. Peserta pun bisa masuk begitu saja tanpa harus tap in kartu.
Baca juga: LRT Jakarta Telah Dapat Rekomendasi Teknis Kemenhub
Pemandangan peron kereta LRT langsung menyambut begitu melewati gate. Berbeda dengan yang ada di stasiun KRL, area peron di stasiun LRT dipisahkan dengan pintu pembatas kaca.
Pintu itu selalu dalam kondisi tertutup sehingga kecil kemungkinan penumpang jatuh ke bagian rel.
Ketika kereta tiba, pintunya akan terbuka seiring dengan terbukanya pintu kereta. Peserta uji coba operasi LRT sore ini pun berbondong-bondong masuk ke dalam kereta.
Udara sejuk dari pendingin ruangan langsung terasa begitu naik ke dalam kereta. Di dalam, interiornya tidak jauh berbeda dari KRL pada umumnya.
Terdapat kursi memanjang yang diletakan di tiap sisinya. Selain itu, ada juga gantungan untuk pegangan bagi penumpang yang berdiri.
Kursi prioritas dan tempat untuk meletakan kursi roda penumpang disabilitas juga tersedia.
Sepanjang perjalanan, penumpang akan dimanjakan dengan pemandangan Jakarta. Salah satu venue Asian Games yakni Jakarta International Equestrian Park bahkan terlihat dari dalam kereta yang melaju di jalur layang itu.
Ketika Kompas.com berada di dalamnya, tidak terasa goncangan yang mengganggu keseimbangan badan. Kereta melaju sampai Stasiun Kelapa Gading dan berhenti sejenak di sana.
Baca juga: Pengerjaan Proyek LRT Jakarta Capai 85 Persen
Direktur PT LRT Jakarta Allan Tandiono mengatakan, kecepatan yang dipakai berbeda-beda.
Ketika melintasi stasiun yang belum jadi atau stasiun pemberhentian, kecepatannya diperlambat menjadi 15 sampai 20 kilometer per jam.
"Tapi, kalau di jalur lurus, kecepatannya bisa 40 kilometer per jam," kata Allan.