Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah 5 Tahun Korban Penganiayaan di Bekasi Alami Trauma Berat

Kompas.com - 26/09/2018, 15:38 WIB
Dean Pahrevi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan Pada Anak pada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kota Bekasi, Mien Aminah mengatakan, kondisi bocah berinisial M (5) yang diduga menjadi korban penganiayaan mengalami trauma berat.

Mien mengatakan, pihaknya sudah melakukan peninjauan terhadap M di Rumah Sakit Global Awal Bros di Jalan KH Noer Ali, Bekasi Selatan, Kota Bekasi.

"Kondisinya sejauh ini memang anaknya mengalami trauma berat, artinya dia kalau ada orang ini takut, kita juga waktu ke sana tidak bisa masuk, melihat kondisi anak, jadi kita juga tidak bisa masuk, jadi kemarin kita berkoordinasi saja sama pihak rumah sakit," kata Mien, di Kantor DPPPA Kota Bekasi, Rabu (26/9/2018).

Pihak rumah sakit juga disebut melarang M untuk bertemu ibunya, sebab M juga mengalami trauma terhadap ibunya.

Baca juga: Polisi Periksa 6 Saksi Terkait Penganiayaan Bocah 5 Tahun di Bekasi

"Sementara anak ada larangan pihak rumah sakit agar tidak ditemui siapapun, sementara ibunya juga dilarang menengok anaknya, karena anak itu trauma juga kalau melihat ibunya. Jadi, ke ibunya kita (juga) berusaha untuk lakukan konseling dengan syarat koordinasi ke Polres," ujar Mien.

Mien menambahkan, pihaknya terus mengupayakan melakukan konseling terhadap ibu korban yang juga mengalami trauma akibat kekerasan yang menimpa M, anaknya.

"Traumatis ini yang harus kita sembuhkan lebih lanjut, mungkin fisik mudah-mudahan bisa sembuh dalam waktu dekat," ujar Mien.

Sebelumnya, seorang bocah berinisial M (5) diduga menjadi korban penganiayaan di rumah orangtua korban di Perumahan Prima Lingkar Asri, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (22/9/2018) dini hari hingga luka berat.

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi Rury Arief Rianto mengatakan, berdasarkan keterangan orangtua korban berinisial A, kejadian bermula saat A dan empat rekan A pergi ke salah satu kafe di Jakarta pada Jumat (21/9/2018) malam.

Mereka meninggalkan dua bocah yakni M dan F (7) serta seorang asisten rumah tangga. Setelah dari kafe, pada pukul 04.00, tiga rekan A terlebih dahulu pulang ke rumah A untuk mengambil motor.

Baca juga: Bocah 5 Tahun di Bekasi Diduga Dianiaya Teman Ibunya hingga Luka Berat

Kemudian, satu rekan A masih berada di rumah A dan dalam keadaan mabuk.

"Menurut keterangan pembantu, yang satu orang ini, laki-laki masih ada di rumah dan katanya mau berusaha memperkosa pembantu ini, cuma pembantu ini ketakutan dan keluar rumah lari," kata Rury.

Kemudian pada pukul 05.00, A pulang ke rumah dan mendapati M penuh luka di kepala. Diduga pelaku penganiayaan terhadap M adalah rekan A yang terakhir meninggalkan rumah A.

M masih mendapat perawatan di RS Global Awal Bros, sedangkan pihak kepolisian masih mendalami kasus yang menimpa M ini.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com