Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Istri Bos Vape Berekstasi, Ikut Masuk Bui karena Patuh Suami

Kompas.com - 09/11/2018, 09:41 WIB
Sherly Puspita,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - DW, seorang wanita berusia 25 tahun duduk menunduk di antara belasan tersangka pria kasus peredaran liquid vape berekstasi, Kamis (8/11/2018) siang.

Ia bergeming saat TY (28), sang suami diberondong puluhan pertanyaan oleh sejumlah awak media dalam rilis pengungkapan kasus peredaran vape berekstasi di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

TY merupakan tahanan Rutan Cipinang yang sekaligus menjadi pengendali peredaran vape berekstasi.

Baca juga: Seputar Lab Vape Berekstasi dan Kendali dari Tahanan Cipinang

Dalam kasus ini DW ditangkap karena terlibat dalam sirkulasi peredaran uang hasil kejahatan jaringan pengedar berjuluk Reborn Cartel ini.

"Saya itu enggak niat apa-apa. Namanya istri kan gimana ya, mau patuh sama suami. Kalau pas besuk suami saya, saya dikasih tahu sudah ditransfer uang, lalu saya harus transfer lagi ke siapa begitu," ujarnya.

DW mengaku tak tahu dari mana asal uang itu dan apa tujuan sang suami memintanya mentrasfer uang itu ke pihak lain.

"Walaupun saya tahu suami saya posisinya terlibat kasus (narkoba), saya juga sering ingatkan untuk berhenti karena nanti imbasnya kan sama keluarga juga," tuturnya.

Baca juga: Pembuat Vape Berekstasi Berdalih Awalnya Ingin Gunakan Ekstrak Ganja untuk Kepentingan Medis

Jumlah uang yang diterima dan yang harus dikirim oleh DW beragam. DW mengaku, jumlah terbesar uang yang pernah dikirim TY adalah Rp 90 juta.

"Dikirimnya enggak tentu, kalau saya besuk saja. kadang seminggu sekali atau dua kali," tututnya.

Dengan alasan apa pun polisi tetap menetapkan DW sebagai terangka dan harus mendekam di Rutan Polda Metro Jaya selama proses hukumnya berlangsung.

Baca juga: Tahanan Kendalikan Peredaran Vape Berekstasi Lewat Ponsel Rutan

Dengan berkaca-kaca DW mengaku meninggalkan dua orang anaknya yang masih berusia 4 tahun dan 1,5 tahun.

"Saya enggak tahu nasib anak sekarang. Tapi ada orang tua (yang merawat)," sebutnya.

Diberitakan sebelumnya, TY mengendalikan peredaran vape berkstasi dengan bantuan tiga tersangka lainnya berinisial HAM (20), VIN (26), dan COK (35).

Selain lima orang tersebut, dalam kasus ini polisi juga telah mengamankan sebelas seorang tersangka yaitu TM (21), BUS (26), BR (21), DIK (24), DIL (23), KIM (21), SEP (22), DAN (28), VIK (20), AD (27), dan AR (18). Mereka bertindak sebagai kurir hingga peracik vape.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com