Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurangi Macet, PT Transjakarta Batasi Bus "Ngetem" di Stasiun Palmerah

Kompas.com - 02/01/2019, 14:57 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lurah Gelora Mediawati mengatakan, pihaknya telah bertemu dengan pihak PT Transjakarta pada Desember 2018 untuk membahas lahan parkir yang menampung bus pengumpan transjakarta di sekitar Stasiun Palmerah, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Untuk solusi jangka pendek, PT Transjakarta sepakat untuk membatasi jumlah bus pengumpan yang berhenti mengantar dan menjemput penumpang.

Baca juga: Melihat Jalan di Sekitar Stasiun Palmerah yang Semrawut

Hal itu dilakukan agar bus pengumpan tak lagi menghalangi kendaraan lainnya untuk melintas dan menyebabkan kemacetan.

"Transjakarta sudah menghadap saya. Jadi untuk tindak lanjutnya dalam jangka pendek, mereka konsisten yang ngetem dua bus saja. Enggak boleh lebih dari itu," kata Mediawati kepada Kompas.com, Rabu (2/1/2019).

Sementara untuk solusi jangka panjang, Mediawati menyebut PT Transjakarta masih mencari lahan alternatif, di antaranya Kompleks Parlemen dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Untuk mengantisipasi adanya pelanggaran, Mediawati pun selalu mengawasi keberadaan bus pengumpan transjakarta di Stasiun Palmerah

Jika ia menemukan pelanggaran, ia tak segan melaporkannya kepada pihak PT Transjakarta.

"Saya juga selalu monitor kawasan itu. Saya lihat pagi dan sore masih dua bus saja yang ngetem. Kalau masuk satu bus lainnya, satu bus di depannya sudah jalan, begitu," kata Mediawati.

"Misalkan ada empat sampai lima bus lagi, ya saya fotoin lagi. Nanti itu dilaporkan ke PT Transjakarta bagian transportasi karena itu kan sudah melanggar kesepakatan," sambungnya.

Baca juga: Kemacetan di Stasiun Palmerah, Transjakarta Cari Lahan Parkir

Biasanya, kemacetan selalu terjadi di area Stasiun Palmerah, baik yang dari arah Pejompongan maupun dari arah Kebayoran Lama.

Kemacetan disebabkan antrean bus transjakarta, ojek online, taksi, kopaja, dan berbagai kendaraan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com