Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Masyari, Tak Sengaja Membuat Kebun Bunga Matahari Jadi Obyek Wisata

Kompas.com - 04/01/2019, 11:14 WIB
Anandita Getar Rezha Pratama,
Dian Maharani

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Masyari tak menyangka bunga matahari yang ditanamnya malah menjadi objek wisata dan viral di media sosial.

Masyari menceritakan, mulanya menanam bunga matahari untuk dijual di pasar bunga Rawa Belong. Rencananya, ia akan menjual mulai dari harga Rp 500 per batang. 

"Niat awalnya mau saya jual ke Rawa Belong, harga per batangnya bisa Rp 500-2.000 tergantung dari sananya," kata Masyari saat ditemui di lahan miliknya (3/1/2019).

Ia mulai menanam dari bibit selama 4 bulan di lahan seluas 2.000 meter persegi. Tak disangka, lahannya yang penuh bunga berwarna kuning itu menarik perhatian warga, khususnya di Kota Tangerang.

Baca juga: Melihat Kebun Bunga Matahari di Tangerang yang Viral

Pengunjung ramai berfoto-foto di lahan bunga matahari yang sempat viral di media sosial, Pinang, Kota Tangerang (3/1/2019).KOMPAS.com/ ANANDITA GETAR REZHA Pengunjung ramai berfoto-foto di lahan bunga matahari yang sempat viral di media sosial, Pinang, Kota Tangerang (3/1/2019).

Een, anak Masyari mengatakan, pengunjung mulai ramai saat libur akhir tahun. Dengan tarif sebesar Rp 5.000 per orang, pengunjung dapat masuk ke lahan bunga mataharinya.

"Rp 5.000 untuk orang dewasa, kalau anak-anak kita kasih masuk gratis. Pengunjung sudah 6 hari ramai terus. Alhamdulillah sekali untuk penghasilan Bapak (Masyari)," kata Een.

Masyari mengaku bisa mengantongi Rp 2 juta per hari karena kebun bunga mataharinya ramai dikunjungi sejak viral di media sosial.

Dari pantauan Kompas.com di lapangan, lahan bunga matahari sudah diberi tali pembatas. Menurut Een, pembatas dipasang ayahnya untuk menghindari pengunjung merusak atau pun mengambil bunga matahari tersebut.

Masyari tetap bersyukur karena lahan miliknya bisa menjadi objek wisata untuk warga Kota Tangerang dan berbuah jutaan rupiah untuknya. 

Baca juga: Serunya Panen Sayur hingga Bunga Matahari di Dekat Jakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com