Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayar MRT, LRT, dan Transjakarta Pakai Satu Kartu, Tarif Jadi Lebih Murah

Kompas.com - 13/01/2019, 13:02 WIB
Nursita Sari,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tarif angkutan moda raya terpadu (MRT), light rail transit (LRT), dan transjakarta dalam satu kali perjalanan menjadi lebih murah jika penumpang menggunakan satu kartu pembayaran.

Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta Muhamad Kamaludin mengatakan, hal itu merupakan keuntungan yang didapatkan pengguna satu kartu pembayaran yang teritegrasi.

"Kalau tarifnya bisa diintegrasikan, artinya dengan kartu ini, secara jangka panjang, per perjalanan menjadi lebih murah untuk penggunanya," ujar Kamal di Taman Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Minggu (13/1/2019).

Kamal mencontohkan, dalam satu kali perjalanan, penumpang misalnya menggunakan transjakarta terlebih dahulu, kemudian dia beralih menggunakan MRT.

Baca juga: Butuh Kartu Baru untuk Integrasikan Pembayaran MRT, LRT, dan Transjakarta

Tarif yang dikenakan kepada penumpang tersebut akan dikurangi, bukan tarif satu kali naik transjakarta dan satu kali naik MRT sesuai jarak tempuh.

"Tarifnya enggak 1+1 jadi 2, tapi nanti ada diskonnya berapa persen," kata Kamal.

Untuk mendapatkan keuntungan tersebut, lanjut Kamal, penumpang harus membeli kartu baru yang mengintegrasikan tiga angkutan umum itu terlebih dahulu.

"Mungkin di awalnya ada biaya untuk beli kartunya, tapi secara jangka panjang akan menguntungkan bagi pengguna karena akan lebih banyak diskon integrasi," ucapnya.

PT MRT Jakarta, PT LRT Jakarta, dan PT Transjakarta akan membentuk perusahaan patungan (joint venture) untuk menyiapkan sistem pembayaran dengan satu kartu untuk MRT, LRT, dan transjakarta.

Baca juga: Pedagang Bersyukur Bisa Bayar Retribusi Pasar Pakai Kartu Elektronik

 

Sistem pembayaran itu nantinya melalui sistem electronic fare collection (EFC) atau sistem integrasi pembayaran elektronik dengan satu kartu untuk seluruh moda transportasi di Indonesia. 

Sistem ini didorong Bank Indonesia (BI) pada 2017 untuk diberlakukan, dengan percontohan Jabodetabek, di sebagai upaya meningkatkan transaksi keuangan elektronik. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com