Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Depok Larang Pelajar Rayakan Valentine

Kompas.com - 14/02/2019, 15:21 WIB
Cynthia Lova,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com — Pemerintah Kota Depok menyatakan, seluruh pelajar tidak diperbolehkan untuk membuat kegiatan Valentine di dalam ataupun luar lingkungan sekolah.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Depok Mulyadi.

Baca juga: Mengenal Tradisi Giri Choco saat Hari Valentine di Jepang...

"Larangan hari Valentine bagian dari edaran resmi pada 2018. Maka, dasarnya sama, sekarang juga tetap tidak boleh," ucap Mulyadi di Balai Kota Depok, Kamis (14/2/2019). 

Pada 2018, surat edaran yang diterbitkan Pemerintah Kota Depok dengan nomor 421/01120/Disdik/2018 memuat lima imbauan tidak merayakan Valentine.

Lima imbauan tersebut ialah siswa tidak merayakan Valentine, baik di dalam maupun di luar sekolah; seluruh guru dan orangtua/wali murid mengawasi putra-putrinya untuk tidak merayakan Valentine; menanamkan sikap dan perilaku karakter/kepribadian dalam lingkungan sekolah; seluruh perangkat sekolah melestarikan nilai-nilai luhur di lingkungan sekolah; dan mengambil langkah-langkah pencegahan terhadap kegiatan dimaksud. 

Mulyadi mengatakan, pihaknya telah menyosialisasikan kepada para kepala sekolah di Kota Depok agar tidak ada yang merayakan kegiatan tersebut.

"Tugas dari masing-masing sekolah memantau. Selain itu, orangtua juga dilibatkan. Valentine itu arahnya kurang positif, berarti anak harus diingatkan," ujar Mulyadi.

Bahkan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Satuan Polisi Pamong Praja untuk mengambil tindakan terhadap para pelajar yang melakukan perayaan tersebut dan mengarah pada pelanggaran norma.

"Memang ini hanya sebatas kebijakan, tetapi kalau ada anak-anak yang merayakan dan melanggar norma, tentu akan ada tindakan," ucap Mulyadi.

Ia mengimbau pelajar agar mengutamakan untuk melakukan kegiatan positif yang mengedukasi.

Baca juga: Hari Valentine, Google pun Jadi Penasihat Cinta

Mulyadi menilai, tidak ada manfaat merayakan Valentine karena, menurut dia, hari kasih sayang perlu dilakukan setiap hari tanpa menunggu hari Valentine.

"Hari-hari semacam ini lebih baik digunakan untuk kegiatan positif belajar di rumah, lebih bermanfaatlah," tutur Mulyadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com