Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan MH Thamrin Lahirkan Sepak Bola di Ibu Kota

Kompas.com - 16/02/2019, 12:20 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

SABTU (16/2/2019) ini merupakan peringatan hari ulang tahun ke-125 Mohammad Husni (MH) Thamrin. Pahlawan nasional itu mungkin lebih dikenal sebagai politikus pergerakan yang namanya dipakai sebagai nama jalan utama di Jakarta.

Namun MH Thamrin sesungguhnya juga sosok yang sangat berjasa melahirkan persepakbolaan di Jakarta. Riuh rendah keberadaan stadion bagi klub Persija saat ini mengingatkan kembali bagaimana Persija, yang dulu masih bernama Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ), bisa punya lapangan berkat jasa MH Thamrin.

Pemuda asli Betawi

Thamrin lahir 16 Februari 1894 dari pasangan Thamrin Muhammad Thabri dan Nurhamah di Kampung Sawah Besar, Batavia. Saat itu ia tinggal tidak jauh dari pusat kota baru Batavia dan merasakan betul sistem rasial kota kolonial.

Baca juga: Besok, DKI Gelar Festival Memperingati 125 Tahun MH Thamrin

Keluarganya merupakan peranakan Eropa. Ia sering disebut sebagai kaum elite, super kaya Betawi, dengan ayahnya pejabat dalam struktur kolonial.

Thamrin mengenyam pendidikan di sekolah Belanda. Pertama ia memasuki Bijbelschool Pasar Baru, semacam sekolah kanak-kanak Kristen. Kemudian ia melanjutkan pendidikan di Koning Willem Drie (KW III).

Keduanya sekolah berbahasa Belanda. Thamrin bahkan memiliki nama Belanda, yaitu Jacob.

Meski demikian, kecintaan Thamrin jatuh pada kampungnya dengan warganya yang biasa memanggil dia "Matseni".

Thamrin pun terjun ke politik. Thamrin muda merupakan anggota Volksraad (Dewan Rakyat) di pemerintahan Hindia Belanda sekaligus anggota Gemeenteraad (Dewan Kota) Batavia yang memperjuangkan kepentingan rakyat.

Dia pernah menuntut pemerintah kolonial menganggarkan puluhan ribu gulden untuk perbaikan kampung. Dengan lantangnya dia berpidato di depan Gemeenteraad pada Oktober 1919:

"Sejak kecil, walau saya anak wedana, saya bergaul dengan anak-anak jelata. Sejak kecil saya dihadapkan pada kenyataan pahit kehidupan saya. Banjir menimbulkan kemelaratan dan penyakit. Saya melihat sendiri betapa buruk kampung dan jalan tempat saya bermain. Betapa gelap pada malam hari karena tidak ada penerangan. Saya ingin semuanya itu berubah. Jalan-jalan menjadi aspal. Air minum hendaknya air bersih, kesehatan hendaknya dipelihara, dan jalan mendapat lampu penerangan. Saya hanya mengharapkan agar cita-cita saya itu dapat menjadi kenyataan". (Matahari Jakarta, karya Soekanto MA).

Thamrin gila bola

Kepedulian Thamrin tak hanya pada perkampungan dan kemiskinan. Sebagai penggila bola, Thamrin juga mendesak pemerintah Belanda memperhatikan sepak bola yang kala itu hanya dinikmati keturunan Belanda.

Klub sepak bola pribumi tak boleh merumput di lapangan-lapangan bond atau liga sepak bola Eropa.

Dalam diskusi "Dari Stadion VIJ menuju Stadion MH Thamrin, di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (15/2/2019), sejarawan JJ Rizal bercerita bagaimana klub-klub pribumi kala itu akhirnya membentuk liga sendiri yakni Voetbal Boemipoetra (VBB). VBB kemudian berubah menjadi Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ), yang pada tahun 1942 menjadi Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta (Persija).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com