Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Cakwe "Nyaleg", Berapa Modal Kampanyenya?

Kompas.com - 05/03/2019, 16:55 WIB
Dean Pahrevi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Nur Wahid (47), seorang pedagang cakwe di Bekasi, mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Kota Bekasi pada Pemilu Legislatif 2019.

Nur tentu membutuhkan dana besar untuk kampanye. Dia mengaku telah menyiapkan dana sekitar Rp 250 juta untuk itu.

Bagaimana Nur bisa punya dana sebesar itu untuk berkampenye?

Sebelum berjualan cakwe, Nur merupakan penjual pempek keliling. Suatu hari dia mendapat saran dari seorang pelanggannya untuk berjualan cakwe. Pelanggannya itu pintar membuat cakwe dan bersedia mengajarkan ilmunya kepada Nur.

"Saya awalnya dari pelanggan saya, diajarin buat cakwenya. Dia jago buatnya, gimana caranya bisa ngembang itu cakwe. Dari situ saya bisa (buat cakwe) dan mulai jualan," kata Nur di rumahnya di Rawalumbu, Kota Bekasi, Selasa (5/3/2019).

Baca juga: Cerita Nur Wahid, Pedagang Cakwe yang Nyaleg di Bekasi

Nur merintis usaha jualan cakwe sejak 1994. Ia memulai dari berjualan keliling di perumahan hingga di sejumlah sekolah dan pabrik di Kota Bekasi dan Jakarta Timur.

Usahanya terus berkembang. Kini dia sudah memiliki pegawai dan 12 gerobak untuk berjualan di Kota Bekasi dan Cakung.

"Kurang lebih 27 tahun saya jualan cakwe, sekarang sudah ada pegawai, 12 gerobak roda tiga keliling saja di sekolah atau pabrik," ujar Nur.

Pegawainya wajib setor hasil penjulan cakwe ke Nur Rp 100 ribu per hari per gerobak. Itu berarti sehari dia mendapat penghasilan Rp 1,2 juta dan sebulan Nur sekitar Rp 36 juta.

Dengan pendapatan seperti itu, Nur memberanikan diri menjadi caleg DPRD Kota Bekasi pada Pileg 2019 ini. Modal untuk kampanye sudah disiapkannya sejak 2014.

"Saya dari 2014 sudah kuat buat maju cuma saya ini baru terjun ke politik. Jadinya saya tahan maju di 2019 saja. Modal saya sekitar Rp 250 juta buat caleg ini, itu buat APK (alat peraga kampanye) dan sosialisasi," kata Nur.

Jika tahun ini tidak terpilih, dia akan berniat maju lagi pada 2024.

"Saya tiap pulang jualan, malam-malam itu lihat orang tidur di emperan toko, ruko gitu. Di situ saya mikir ko begini kasihan, makanya saya mau memperjuangkan hak-hak masayarakat bawah dan menyampaikan aspirasi mereka," ujar Nur.

Ia memilih Partai Gerindra sebagai kendaraan politiknya. Sosok Prabowo Subianto membuat dia memilih Partai Gerindra.

Nur Wahid (47), pedagang cakwe yang mencalonkan diri sebagai calon legislatif DPRD Kota Bekasi, Selasa (5/3/2019).KOMPAS.com/DEAN PAHREVI Nur Wahid (47), pedagang cakwe yang mencalonkan diri sebagai calon legislatif DPRD Kota Bekasi, Selasa (5/3/2019).
"Saya sebenarnya partai ada tiga tadinya maunya, PPP, Gerindra, sama PKS. Saya kan basiknya santri yah, tapi saya juga ngefans sama pak Prabowo," kata Nur.

Proses pendaftaran sebaga anggota partai yang tidak berbelit juga menjadi salah pertimbangannya bergabung Gerindra pada Maret 2018.

"Singkat saja, saya datang ke DPC Gerindra Kota Bekasi, ngobrol-ngobrol sama pengurusnya terus daftar jadi anggota dan caleg," ujar Nur.

Dia tak takut bersaing dengan para caleg yang bermodal besar untuk kampanye. Menurut dia, masyarakat sudah pintar memilih orang yang bisa dipercaya dalam memperjuangkan aspirasi rakyat kecil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com