Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layaknya Manusia, Gorila di Ragunan Juga Minum Teh atau Susu...

Kompas.com - 21/03/2019, 07:14 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dwi Suprihadi mendapat pelatihan khusus di Inggris sebelum dipercaya merawat tiga ekor gorila yang ada di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan sejak 2002 silam.

Bahkan ia sampai diundang dua kali oleh sebuah kebun binatang di Inggris yang mengirimkan gorila bernama Komu, Kumbo, dan Kihi.

"Awal pelatihan dulu tahun 2002 itu satu bulan, terus tahun 2008 saya dapat pelatihan lagi sekitar tiga bulan," ujar Dwi di dekat kandang gorila Taman Margasatwa Ragunan, Rabu (20/3/2019).

Di sana, Dwi diajarkan mengenai pemantauan perilaku satwa, sanitasi kandang, pengontrolan pola makan dari gorila agar kesehatan mereka tetap terjaga.

Baca juga: Cerita Dwi Suprihadi Dicolek Gorila di Ragunan hingga Dibuat Kaget

Hasil dari pelatihan itulah yang ia terapkan dalam merawat tiga primata terbesar di dunia tersebut. Salah satu yang menjadi fokus utamanya yaitu pemberian pakan.

"Kalau gorila ini pemberian makanannya lima kali sehari, pagi itu kami berikan sarapan biasanya ada minum teh atau susu supaya tidak bosan, kami ganti selang seling. Lalu kami berikan kacang, roti, terus ada pelet monyet. Setelah itu variasi pakan buah dan sayuran tiga sampai empat (jenis), beda-beda variasinya," ujar Dwi.

Dalam sekali pemberian pakan, gorila bisa menghabiskan 2,5 hingga 3 kilogram makanan yang disediakan Dwi.

Namun layaknya manusia, nafsu makan gorila terkadang bisa naik turun juga.

Jika gorila-gorila tersebut kehilangan nafsu makan, Dwi akan berkonsultasi dengan tim media dari Ragunan.

"Kalau masalahnya ringan, kami berikan multivitamin saja," kata Dwi.

Untuk menjaga kesehatan mereka, pengelola Taman Margasatwa Ragunan juga melarang para pengunjung memberikan makanan ke gorila.

Alasannya, karena mereka sudah mengatur diet untuk masing-masing gorila, yakni Komu, Kumbo, dan Kihi.

Baca juga: Konservasi Berhasil, Gorila Pegunungan Tidak Lagi “Terancam Kritis”

"Kalau seandainya dibolehkan, kalau satu orang membawa makanan ke satwa, kalau 1.000 orang bagaimana? Jadi supaya (makanannya) terkontrol," ujar Dwi.

Selain itu, pelarangan pemberian pakan terhadap para pengunjung juga untuk mencegah penularan penyakit dari manusia ke para satwa.

Namun di atas itu semua, Dwi menyebut rasa kasih sayang terhadap para gorila lah yang menjadi kunci utama dalam merawat mereka.

"Sebenarnya triknya kita harus suka dan sayang ke mereka, timbal baliknya mereka juga akan peduli dan sayang ke kita, ya seperti ke keluarga lah," tutup Dwi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com