Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies: Perlu Pola Pikir Berbeda untuk Bereskan Sistem Kesehatan Jakarta

Kompas.com - 09/04/2019, 14:56 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuka Rapat Kerja Kesehatan Daerah 2019 di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Selasa (9/4/2019) pagi. Dalam sambutannya, Anies menyebutkan perlu strategi khusus dalam mengelola sistem kesehatan di Jakarta.

"Jakarta memiliki kekhasan yang agak berbeda dibandingkan tempat-tempat lain," kata Anies. 

Ia berkaca pada fenomena perkembangan masyarakat global yang diperkirakan akan lebih banyak tinggal di perkotaan pada 2050.

Menurut Anies, Jakarta justru sudah sejak lama mengalami fenomena itu.

Baca juga: Kasus Bayi Debora Harus Jadi Momentum Perbaiki Sistem Kesehatan

"Diperkirakan tahun 2050, dua pertiga dari penduduk dunia akan tinggal di kota. Indonesia sejak tahun 2009, lebih banyak masyarakat tinggal di kota daripada di desa. Itu 10 tahun yang lalu. Karenanya, kota adalah fokus dan mesin transformasi masyarakat," kata dia.

Anies juga menyertakan data bahwa Jakarta sebagai megapolitan sebetulnya tergabung dalam U-20, yang berisikan kota-kota besar dunia. Ia menilai, mestinya indikator-indikator sosial di Jakarta dapat mengimbangi capaian indikator ekonominya.

"Kita anggota G20, anggota U20. Termasuk salah satu kota yang besar dalam konstelasi dunia. Indikator ekonominya kita urutan ke-16 dunia. Indikator kesejahteraan sosial, nah, di sini kita punya problem," ucapnya.

"Masuk indikator kesehatan, indikator pendidikan, indikator kemiskinan, indikator ketimpangan, kita berada di bawah," kata Anies.

Anies menganggap, perlu pola pikir berbeda guna membereskan sistem kesehatan Ibukota, khususnya terkait ketimpangan penerimaan layanan.

"Di dalam pertemuan G20, U20, kesimpulannya sama. Perbedaan antar kota besar mengecil. Perbedaan antar negara mengecil. Tapi perbedaan di dalam kota melebar. Perbedaan di dalam negara melebar. Ini juga kita alami di Jakarta bukan?" katanya

Masalah ketimpangan penerimaan layanan menjadi pekerjaan rumah meskipun jumlah rumah sakit, klinik, dan tenaga kesehatan cukup memadai di Jakarta.

"Karena itu, saya menilai pertemuan ini menjadi sangat strategis, karena saya ingin mengajak semuanya, mari memikirkan sistem kesehatan perkotaan yang memiliki karakter berbeda dengan wilayah pedesaan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Ada Korban Jiwa dalam Kecelakaan Beruntun Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ

Tak Ada Korban Jiwa dalam Kecelakaan Beruntun Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-Ugalan Saat Bawa Penumpang, Komisaris Transjakarta Janji Evaluasi

Sopir JakLingko Ugal-Ugalan Saat Bawa Penumpang, Komisaris Transjakarta Janji Evaluasi

Megapolitan
Petugas Kebersihan Tewas Tertabrak Mobil di KM 39 Tol Cijago Depok

Petugas Kebersihan Tewas Tertabrak Mobil di KM 39 Tol Cijago Depok

Megapolitan
Pemprov DKI Seleksi Paskibraka 2024, Bakal Dikirim ke Tingkat Nasional

Pemprov DKI Seleksi Paskibraka 2024, Bakal Dikirim ke Tingkat Nasional

Megapolitan
Ditampilkan ke Publik, 4 Pengeroyok Mahasiswa di Tangsel Menunduk dan Tutupi Wajah

Ditampilkan ke Publik, 4 Pengeroyok Mahasiswa di Tangsel Menunduk dan Tutupi Wajah

Megapolitan
Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Megapolitan
Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Megapolitan
Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

Megapolitan
Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi 'Gemuk' pada Pilkada 2024

Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi "Gemuk" pada Pilkada 2024

Megapolitan
Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Megapolitan
Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Megapolitan
Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Megapolitan
Berkas Pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jalur Independen Diserahkan 8-12 Mei 2024

Berkas Pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jalur Independen Diserahkan 8-12 Mei 2024

Megapolitan
Cara Daftar Seleksi Calon Atlet PPOP DKI Jakarta 2024 dan Syaratnya

Cara Daftar Seleksi Calon Atlet PPOP DKI Jakarta 2024 dan Syaratnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com