Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Rusunawa Marunda Berharap Presiden Terpilih Mampu Dongkrak Ekonomi

Kompas.com - 17/04/2019, 14:40 WIB
Vitorio Mantalean,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com—Sejumlah warga Rusunawa Marunda, Jakarta Utara, menyebut jika kehidupan mereka membaik setelah direlokasi usai banjir menenggelamkan kawasan Pluit pada 2013.

Meski demikian, mereka berharap dapat menikmati keadaan ekonomi yang lebih baik lagi usai Pemilu 2019

Seorang penghuni, Kiki (45), menyebut, presiden terpilih nanti diharapkan dapat melanjutkan tren positif yang telah terbangun di area tinggalnya dengan mendongkrak perekonomian warga.

"Seandainya terpilih, yang mana saja lah, kita berharap siapa pun bisa membawa kita masyarakat yang ekonomi menengah ke bawah, bisa membaik," ucap Kiki kepada Kompas.com di Rusunawa Marunda Cluster B, Rabu (17/4/2019).

Baca juga: Menengok Antusiasme Penghuni Rusunawa Marunda Mengikuti Pemilu 2019

Dia berharap, pemerintah melek kondisi di lapangan.

"Kadang kan pemerintah suruh dinas buat memantau kita. Dinas ya laporannya baik-baik saja. Kenyataan di sini (pemantauan petugas dinas) enggak pernah sampai. Padahal, anggaran untuk warga rusun sih ada, nyampenya berapa persen?" kata dia.

Harapan senada dikemukakan seorang ibu penjaja masakan Tegal di kawasan rusun, yang enggan menyebutkan namanya. Ia berharap calon presiden petahana Joko Widodo bakal memenangi pilpres kali ini.

"Soalnya, biasanya sembako sudah murah, cuma sekarang bawang lagi mahal saja. Tapi itu mah biasa kalau mau musim hujan bawang gampang busuk. Tapi, ya Jokowi mudah-mudahan bisa melanjutkan (pemerintahannya), biar (harga-harga) makin murah lagi," tutur dia.

Sembari bergurau, ia mengaku merasa perlu membalas budi Jokowi yang dulu menyiapkan Rusunawa Marunda untuk relokasi warga termasuk dirinya.

"Pilih Jokowi-lah biar enggak diusir dari sini, hahaha. Sudah enak di sini, barangkali entar makin enak," ujar dia.

Sementara itu, warga Cluster A Rusun Marunda, Rustam (50), berharap presiden terpilih nanti tidak hanya menggenjot perekonomian di Marunda, tetapi juga di kampungnya, Cilacap, Jawa Tengah.

"Dulu di kampung saya mah masih kampung sekali. Kalau sekarang sudah seperempat kota, lah. Toko material banyak," sebut Rustam yang sehari-hari bekerja di kawasan Kapuk sebagai buruh kasar.

Baca juga: Melihat Hidupnya Suasana di Rusunawa Marunda

Rustam menyebut, progres tersebut terhitung baik tetapi masih perlu pembenahan lagi. Pembenahan pun dia pun ia lihat perlu dilakukan di Marunda agar para penghuni rusunawa bisa meningkat taraf hidupnya.

"Paling sisa generasi saya saja kan yang masih kerja jauh-jauh, kerja kasar. Anak-anak saya enggak boleh. Sekarang saja saya mikir kalau meninggal nanti, khawatir anak-anak belum ada yang jadi orang," ujar Rustam ditemui usai mencoblos.

Rusunawa Marunda menjadi titik utama relokasi warga-warga terdampak banjir Pluit pada 2013, selain juga menampung warga gusuran lain di Jakarta.

Rusunawa Marunda memiliki empat cluster (A, B, C, D), dengan cluster A dan B menjadi yang terpadat karena memiliki 11 dan 10 menara. Di dua cluster ini masing-masing terdapat 8 TPS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com