Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai Pin Garuda Merah, Sekelompok Pemuda Berseragam FPI Diamankan Polisi di TPS

Kompas.com - 17/04/2019, 16:30 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan keributan di tempat pemungutan suara (TPS) tersebar melalui media sosial WhatsApp.

Dalam video itu, terlihat beberapa orang mengenakan pakaian bertuliskan Front Pembela Islam (FPI) terlibat cekcok dengan Kepala Bagian Pembinaan Operasional Direktorat Reserse Kriminal Umum AKBP Ahmad Fanani.

Kanit Reskrim Polsek Tanjung Duren AKP Rensa Aktadivia membenarkan kejadian tersebut.

Ia mengatakan, kejadian itu terjadi di TPS 75-84 di Apartemen Mediterania, Tanjung Duren, Jakarta Barat pada Rabu (17/4/2019) siang.

Baca juga: Fakta Ujaran Kebencian Tentang Jokowi di Bogor, Dua Pria Ditangkap hingga Mengaku Anggota FPI

Menurut Rensa, peristiwa itu terjadi akibat sekelompok orang datang ke TPS menggunakan atribut pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Jadi ada tujuh orang menggunakan atribut 02, pin garuda merah. Lalu, diminta keluar oleh pihak kubu 01, karena sebelumnya ada perjanjian tidak boleh membawa atribut masing-masing calon," ujar Rensa saat dikonfirmasi wartawan, Rabu siang.

Sekelompok orang tersebut kemudian merasa tidak terima saat diminta ke luar dari lokasi tersebut sehingga terlibat cekcok. Pihak kepolisian pun membantu mengamankan mereka.

Rensa mengatakan, ada tujuh orang yang diamankan polisi terkait kasus ini. "Dari tujuh, dua orang itu anak di bawah umur," kata Rensa.

Menurut dia, ketujuh orang yang diamankan itu tinggal di belakang Apartemen Mediteria.

Baca juga: Rizieq Shihab Disebut Mencoblos di Arab Saudi

Dalam video tersebut terlihat Fanani tampak menegur ketujuh orang tersebut. "Kita manusia biasa, kita manusia beragama ini," kata Fanani.

"Ini komandannya. Kamu yang tadi salaman-salaman semua," timpal polisi lain seorang pria baju hitam dan bertopi.

Polisi lainnya juga meminta ketujuh orang itu untuk tidak berbuat aneh. "Mau jadi bikin onar atau apa? Enggak usah aneh-anehlah," ucap dia.

Kemudian, Fanani meminta ketujuh orang itu untuk memperlihatkan KTP. Namun, dua di antaranya tidak bisa mengekuarkan KTP mereka.

"Mana KTP mu? 'Enggak ada pak'," ujar Fanani.

Ketujuh orang itu kemudian dibawa polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com