Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Halte Transjakarta Dinilai Ketinggalan Zaman, Ini Alasannya

Kompas.com - 06/07/2019, 16:55 WIB
Vitorio Mantalean,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat transportasi dari Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas beranggapan bahwa sebagian besar Halte Transjakarta sudah tak sesuai dengan zaman.

Renovasi halte, menurutnya, jadi salah satu pekerjaan rumah yang cukup mendesak jika Pemprov DKI Jakarta ingin konsisten menggaungkan ajakan, agar warga beralih ke angkutan umum.

"Kondisi operasional Transjakarta kan sudah tidak sesuai dengan rancangan dulu. Semua halte (Transjakarta) di Jakarta sudah harus direnovasi sesuai perkembangan Jakarta. Karena saat dibangun dulu, halte-halte itu hanya didasarkan pada kebutuhan untuk dilewati satu koridor," ujar Darmaningtyas ketika dihubungi Kompas.com, pada 28 Juni 2019 lalu.

Darmaningtyas menjadikan Koridor 1 Transjakarta Blok M-Kota sebagai contoh. Koridor yang resmi beroperasi pada Januari 2004 silam itu, awalnya hanya melayani satu rute, yakni rute Blok M-Kota dan sebaliknya.

Seiring waktu berjalan dan meningkatnya okupansi Transjakarta, halte-halte yang berada di dalam satu koridor tak lagi eksklusif, melainkan bisa jadi lokasi transfer penumpang dari rute yang berlainan.

"Sekarang kan di koridor itu ada yang melayani rute Pinang Ranti-Kota, rute ke Grogol, Kampung Melayu, Pasar Minggu, Manggarai. Semua itu kan jadi memakai halte di Koridor 1," kata Darmaningtyas.

"Sama seperti di Pasar Senen, tadinya hanya ke Koridor 3 Pulogadung, tapi sekarang dilewati bus ke arah Pinang Ranti dan Kampung Rambutan juga," ujarnya.

Baca juga: Transjakarta Buka Rute Baru untuk Penghuni Rusunami DP Rp 0

Selain itu, kualitas halte juga mendesak untuk ditingkatkan, apabila Pemprov DKI Jakarta hendak menjadikan sistem bus rapid transit (BRT) Transjakarta sebagai moda angkutan umum untuk semua warga. Misalnya, belum semua halte Transjakarta ramah bagi kalangan disabilitas.

"Salah satu PR yang harus diselesaikan juga adalah membuat Transjakarta aksesibel bagi difabel, manula, ibu hamil, dan anak-anak. Sistem BRT di seluruh dunia juga mewajibkan hal itu, kan BRT melayani semua warga," kata Darmaningtyas.

Menurut Darmaningtyas, persoalan ini menyangkut sejumlah instansi. PT Transjakarta selaku operator dinilai tidak bisa mengerjakan renovasi halte sendirian. Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Bina Marga diminta menaruh perhatian lebih pada masalah ini.

Baca juga: Bos Transjakarta Minta Anggaran Rp 100 Miliar untuk Operasikan Bus Listrik

Apalagi, menurut Darmaningtyas, okupansi Transjakarta terus menggemuk setiap tahun. Hal itu sebagai suatu fenomena yang membawa Jakarta diakui dan masuk dalam tiga besar kota dengan inovasi transportasi terbaik di dunia, versi Sustainable Transport Award (STA) 2020.

"Yang penting adalag koordinasi antarinstansi. PT Transjakarta itu, setahu saya, penginnya semua halte dapat diakses kaum difabel. Tapi yang membangun kan Dinas Bina Marga," kata Darmaningtyas.

"Bina Marga harusnya sudah melakukan perombakan. Rujukannya, yang dibangun Gubernur Anies Baswedan di Sudirman, Polda Metro Jaya, Ratu Plaza, Gelora Bung Karno, Bundaran HI, saya kira itu contoh halte yang memadai. Ke depan saya kira harus dibangun halte-halte seperti itu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

Megapolitan
Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Megapolitan
Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Megapolitan
Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Megapolitan
Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Megapolitan
Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Megapolitan
Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Megapolitan
Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com