Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Pencari Suaka Akan Tempati 2 Ruangan di Jakarta Islamic Centre

Kompas.com - 10/07/2019, 14:51 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengelola Jakarta Islamic Centre (JIC), Koja, Jakarta Utara menyediakan dua ruangan besar untuk para pencari suaka yang dipindahkan dari trotoar Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Kedua ruangan yang disediakan berada di lantai Blok B Gedung Sosial Budaya JIC.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, ruangan pertama berukuran kurang lebih 34x10 meter. Di dalamnya sudah terpasang terpal biru, di atas terpal tersebut dilapisi lagi dengan matras biru.

Di pojok ruangan terdapat dua buah ruangan berukuran kecil yang juga dipasangi terpal

Ruangan ini akan difungsikan sebagai tempat menginap perempuan beserta anak-anak pencari suaka.

Baca juga: Para Pencari Suaka yang Tinggal di Trotoar Akan Dipindah ke Islamic Center

Suasana Jakarta Islamic Centre di Koja, Jakarta Utara, Rabu (10/7/2019). Tempat ini akan menjadi lokasi penampungan para pencari suaka asal Afganistan dan Somalia.KOMPAS.com/JIMMY RAMADHAN AZHARI Suasana Jakarta Islamic Centre di Koja, Jakarta Utara, Rabu (10/7/2019). Tempat ini akan menjadi lokasi penampungan para pencari suaka asal Afganistan dan Somalia.

Sementara ruang satunya berada sekitar 3 meter dari ruang pertama. Ruangan ini berukuran lebih kecil, kurang lebih 13x10 meter. Di ruangan ini terbentang karpet merah yang di atasnya juga dilapisi matras.

Ruangan ini difungsikan sebagai tempat tidur para laki-laki pencari suaka.

Kepala Sekretariat Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta Ahmad Juhandi yang mengelola lokasi tersebut mengatakan, ruangan tersebut sejatinya diproyeksikan sebagai Museum Islam Jakarta.

"Tapi ini (museum) masih perencanaan. Kita masih merencanakan desainnya, layout-nya, visualnya, mungkin dua tahun yang akan datang lah, makanya masih kosong. Begitu saya dapat perintah, kita cari itu ruangan itu yang memungkinkan kita pakai," ujar Juhandi saat ditemui Kompas.com di ruangannya Rabu (10/7/2019).

Baca juga: Para Pencari Suaka Mengadu Saat Ditemui Ketua DPRD DKI Jakarta

Selain menyediakan kedua ruangan tersebut, pihaknya juga memfasilitasi para pencari suaka dengan lokasi untuk menjemur pakaian, tiga rak-rak untuk menyusun barang, dan dua buah toilet yang terpisah dari ruangan tersebut.

Para pencari suaka tersebut juga dibebaskan untuk menggunakan fasilitas listrik dan air yang ada di sana.

Namun, pihak JIC tidak bisa menyediakan makanan untuk para pencari suaka karena tidak ada anggaran yang bisa dialokasikan kepada mereka. Meski begitu mereka akan menyuplai beberapa galon air minum setiap harinya.

Saat ini, pihaknya masih menunggu kedatangan para pencari suaka tersebut yang akan diakomodir oleh pihak United Nation Hight Rufugee Comition (UNHRC).

Berdasarkan data yang mereka peroleh, terdapat 229 pencari suaka yang akan ditempatkan di lokasi tersebut.

Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Carikan Tempat Tinggal untuk Pencari Suaka di Trotoar Kebon Sirih

Sebelumnya, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengatakan, para pencari suaka yang menginap di trotoar akan diberi tempat di Jakarta Gedung Islamic Center, Jakarta Utara.

Prasetyo mengaku iba melihat banyaknya para pencari suaka menginap di trotoar Kebon Sirih.

"Nah, kami sebagai pemerintah daerah melihat manusia pakai tenda apalagi di wilayah tempat perkantoran itu enggak baik. Kita sifatnya membantu karena teman-teman yang minta suaka  pada UNCHR (United Nations High Commissioner for Refugees), kepastian hukumnya dia yang ada di Indonesia," kata dia Selasa (9/7/2019)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com