Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD DKI Dikritik karena Reaktif terhadap Politisi PSI tapi Tak Selesaikan Pemilihan Wagub

Kompas.com - 17/07/2019, 15:14 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, meminta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta tidak reaktif menanggapi pernyataan politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Rian Ernest soal adanya politik uang dalam pemilihan wakil gubernur DKI.

Ia menyarankan DPRD DKI sebaiknya mengurus masalah pemilihan wagub DKI yang tak kunjung selesai.

"Yang terkait dengan PSI dan Ernest itu sesuatu yang tidak perlu terlalu reaksional menanggapi karena itu kalau memang (benar) itu kan tinggal pembuktian. Jangan sampai teralihkan isunya. Isu substantif, pokok, bukan Rian Ernest, bukan soal politik uang tapi bagaimana Jakarta punya wagub karena sudah terlalu lama, bertele-tele, dan tidak common sense," kata Pangi, Rabu (17/7/2019).

Baca juga: Pimpinan Pansus Wagub DKI Dukung Fraksi Demokrat yang Mau Laporkan Politisi PSI

Menurut dia, isu yang dilontarkan Rian memang tidak mudah diungkapkan karena memerlukan dua alat bukti dan saksi.

"Kalau politik uang ini kan agak cantik agak lihai dan tidak mudah untuk mengungkapkan karena itu hanya bisa berwacana saja, isu saja, menggelindingkan, bermain pada tataran level isu," ujarnya.

Menurut dia, isu tersebut timbul karena kinerja DPRD DKI yang tidak pernah menyelesaikan pemilihan wagub. Hal itu, memunculkan kecurigaan.

"Gejala-gejala ini kan sudah mulai tampak misalnya tidak pernah kuorum dalam sidang paripurna. Selalu molor, dulu setahu saya setelah pilpres akan fokus karena (saat pilpres) sibuk di kampanye. Sekarang kan apa masalahnya setelah kampanye selesai setelah pesta pilpres untuk kuorum enggak pernah tercapai, tatib enggak pernah dibahas tidak ada progres yang cukup berarti," ujar dia.

Pangi berharap DPRD bisa berpikir jernih untuk bisa menyelesaikan proses pemilihan wagub yang sudah kosong selama 11 bulan.

Baca juga: Ketua Fraksi Demokrat DPRD DKI Akan Laporkan Rian Ernest ke Polisi Terkait Pernyataan Politik Uang

Rapimgab pembahasan pemilihan wagub DKI Jakarta sudah molor tiga kali. Padahal pansus pemilihan wagub DKI telah selesai membahas draf tata tertib pemilihan wagub pada Selasa pekan lalu.

Draf tatib itu harus dibahas dalam rapimgab DPRD DKI Jakarta. Setelah disetujui dalam rapimgab, draf akan disahkan dalam rapat paripurna.

Wakil Ketua DPW PSI DKI Jakarta Rian Ernest sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya menduga ada politik uang dalam proses pemilihan wagub tersebut. Dugaan itu berdasarkan informasi yang diterima Rian dari dua elite politik di DKI Jakarta.

"Saya sudah mendengar dari dua elite politik di kesempatan yang berbeda. Artinya ini masih rumor tapi sudah harus jadi perhatian kita semua. Karena kan kalau sekadar rumor kita tidak bisa pegang, tapi kan ada rumor kalau ada (transaksi) uang," ujar Rian, Senin lalu.

Pernyataan Rian itu tidak baik sejumlah anggota DPRD DKI. Ketua Fraksi Demokrat DPRD DKI Taufiqurrohman berencana akan melaporkan Rian ke politi terkait dengan peryataannya tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com