Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Direspons, Wali Kota Tangerang Anggap Kemenkumham Tak Butuh Pemkot

Kompas.com - 17/07/2019, 21:59 WIB
Verryana Novita Ningrum,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menilai sejumlah bangunan di bawah Kementerian Hukum dan HAM di Kota Tangerang tampaknya tidak membutuhkan pelayanan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang.

Soalnya, hingga saat ini, Arief belum mendapatkan respons maupun protes dari pihak Kemenkumham terkait surat Arief yang menyatakan akan menghentikan pelayanan penerangan jalan umum, perbaikan drainase, dan pembuangan sampah di perkantoran di atas lahan Kemenkumham di Kota Tangerang.

"Kalau warga yang di kompleks kehakiman sudah protes ke saya, makanya saya layani kembali. Tapi, dari Kemenkumham nggak ada respons, sepertinya nggak butuh Pemkot, mungkin sudah menemukan pelayanan lain," kata Arief di kantor Kompas.com, Palmerah Barat, Jakarta, Rabu (17/7/2019).

Baca juga: Wali Kota Tangerang Merasa Diberi Harapan Palsu oleh Kemenkumham

Arief mengatakan, Kemenkumham sempat mengatakan bahwa Pemkot Tangerang tidak ramah dalam pelayanan. Karena itu, dia menganggap Kemenkumham telah mendapat pelayanan lain yang lebih ramah.

"Kemarin kan katanya pelayanan kami kurang ramah, mungkin dia sudah dapat pelayanan yang ramah ngurusin sampah, penerangan, dan perbaikannya. Kalau diminta lagi ya tinggal telepon, sama-sama selesaikan," kata Arief

Arief mengehentikan layanan kepada perkantoran di atas lahan kemenkumham karena Kemenkumham tidak merespons surat klarifikasi yang dia layangkan ke Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly soal izin mendirikan bangunan.

Saat peresmian gedung Politeknik Ilmu Permasyarakatan dan Politeknik Imigrasi di lahan milik Kemenkumham di pusat Kota Tangerang pada 3 Juli ini, Yasonna menyindir Arief ihwal izin bangunan itu. Yasonna mengatakan Arief mencari gara-gara dengan tidak mengeluarkan IMB (izin mendirikan bangunan) untuk gedung kampus itu.

Yasonna juga mengatakan bahwa Arief akan menjadikan lahan Kemenkumham sebagai lahan pertanian.

Baca juga: Berseteru dengan Menkumham, Wali Kota Tangerang Hanya Ingin Warganya Punya Alun-alun

Arief mengatakan, pihaknya tidak memberikan IMB karena lahan Politeknik tersebut termasuk dalam ruang terbuka hijau (RTH).

"Kenapa saya nggak ngeluarin izinnya, karena di undang-undang itu ada, kalau saya berikan izin (mendirikan bangungan di) RTH, saya dipidana," kata Arief.

Ia menambahkan, persoalan perizinan bangunan di lahan milik Kemenkumham di Kota Tangerang itu sudah bertahun-tahun. Ia bermaksud membenahi masalah yang ada dengan mengajak bicara pihak Kemenkumham. Namun pihak Kemenkumham tidak hadir atau kalau pun hadir pernah keluar (walk out) dari ruang rapat. 

Pihak Pemkot juga sedang mengupayakan perubahan peruntukan lahan tetapi prosesnya belum selesai. Karena itu, Pemkot tidak bisa memberikan IMB untuk sejumlah bagunan yang didirikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com