Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Pemadaman Listrik, Ikan Koi Dagangan di Pasar Ikan Kartini Mati Lemas

Kompas.com - 06/08/2019, 15:12 WIB
Verryana Novita Ningrum,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemadaman listrik yang terjadi di wilayah Jabodetabek dan sebagian Jawa Barat serta Jawa Tengah ternyata berimbas pada pedagang-pedagang kecil. Salah satunya pedagang ikan di Pasar Ikan Hias Kartini, Gunung Sahari, Jakarta Pusat.

Samirin, spesialis pedagang ikan koi mengatakan, pada saat pemadaman listrik, dia harus merelakan 16 ekor ikannya mati karena kehabisan oksigen.

Kata Sarimin, listrik yang mati menyebabkan alat oksigen tidak dapat digunakan. Padahal, satu ikan koi ukuran sedang dihargai Rp 50.000.

Baca juga: Akibat Listrik Padam, MRT Jakarta Perkirakan Kerugian Rp 507 Juta

"Sebenarnya melihara koi ini gampang, asal oksigennya lancar saja, ini kemarin kan memang enggak terduga. Rata-rata ikan yang mati itu yang tanggung, yang belum kuat," kata dia saat ditemui di toko ikan hiasnya, Selasa (6/8/2019).

Pada saat kejadian, Sarimin sebernarnya sudah mengatisipasi untuk memasukkan ikan-ikan itu ke dalam plastik. Namun, beberapa ikan tidak kuat karena listrik padam terlalu lama.

"Sudah sempat kami masukkan ke plastik, kasih oksigen setengah, air setengah, tapi tetap banyak yang tidak kuat," kata dia.

Baca juga: Listrik Padam, Ridwan Kamil Dorong PLN Beri Ganti Rugi

Pedagang lain, Erik mengatakan bahwa pada saat kejadian dia juga sudah mengantisipasi dengan menggunakan plastik. Namun, dia juga tetap kehilangan belasan ikannya.

"Tapi, plastiknya ini kan terbatas, plastik isi 20 kami isi 40-50 (ikan) karena mendadak, enggak ada persiapan," kata dia.

Selama pemadaman listrik, para pedagang mengatakan bahwa mereka terpaksa tidak berjualan selama hampir 8 jam. Sebab, ikan-ikan sudah ditaruh di plastik, dan tidak mungkin dijual.

Rata-rata pedagang mengaku rugi pada saat pemadaman. Pendapatan mereka tidak sampai setengah dari biasanya.

"Misal, biasa 1 juta, ini setengahnya enggak sampai karena sudah dimasukkan plastik, enggak mungkin dijual," kata Erik.

Baca juga: Daftar Pejabat yang Mundur karena di Negaranya Kerap Mati Listrik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com