Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Bayi Tewas Dilempar Ayah Tiri, Pelaku Sempat Pura-pura Tak Tahu

Kompas.com - 29/08/2019, 11:50 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kapolsek Serang Baru AKP Wito membeberkan kronologi versi polisi terkait kasus meninggalnya bayi perempuan berusia 15 bulan akibat dilempar ayah tirinya, RA (39), Senin (26/8/2019) lalu, di Desa Sukasari, Serang Baru, Kabupaten Bekasi.

"Senin lalu, anggota kami mendapatkan informasi bahwa ada balita yang sebelumnya sehat kemudian meninggal mendadak di Rumah Sakit Budi Asih, Cikarang Selatan," kata Wito kepada wartawan, Rabu (28/8/2019) malam.

Wito kemudian memeriksa keadaan jenazah bayi tersebut di rumah sakit. Tampak punggung dan kepala bayi penuh lebam. Curiga bayi itu meninggal tak wajar, tim identifikasi Polres Metro Bekasi turun tangan.

Baca juga: Ayah Tiri Lempar Bayi hingga Tewas karena Tidurnya Terganggu

"Kesimpulannya benar, meninggal tidak wajar. Selanjutnya, korban dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk diautopsi," kata Wito.

Sembari menunggu hasil autopsi, Wito dan jajarannya menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) dengan memeriksa saksi dan barang bukti.

Dari sana, terungkap bahwa ayah tiri bayi itu, RA (39), yang baru 6 hari nikah siri dengan ibu kandung si bayi, merupakan orang terakhir yang bersama bayi tersebut.

Polisi kemudian melakukan gelar perkara. RA semakin dicurigai karena keterangannya berbelit-belit.

Polisi melakukan rekonstruksi kejadian. RA akhirnya mengakui bahwa dia yang membunuh bayi itu.

"RA mengakui kalau ia melempar korban sebanyak 3 kali dan 2 kali kepalanya terbentur tembok. Alasanya gangguin RA yang sedang tiduran dan rewel," kata Wito.

Hasil autopsi keluar dan menyatakan bahwa bayi itu meninggal akibat kekerasan benda tumpul di kepala yang mengakibatkan pendarahan luas dan pembengkakan otak bagian dalam sehingga mati lemas.

Setelah RA melempar bayi itu dan tampaknya si bayi sekarat, RA berpura-pura tidak tahu apa yang telah terjadi. 

 

 

"RA bilang kemudian ke istrinya yang sedang di kamar mandi kalau ia sakit perut. Kemudian, istrinya masuk ke kamar tidur dan RA malah bilang, 'Itu kenapa anaknya?'" kata Wito

Keduanya lalu membawa bayi itu ke klinik terdekat. Kondisinya yang parah membuat klinik itu menyarankan mereka membawa bayi tersebut ker rumah sakit.

"Kemudian dibawa ke RS Budi Asih, Cikarang Selatan, dan sesampainya di rumah sakit dinyatakan sudah meninggal dunia," kata Wito.

Hingga saat ini, polisi masih menyelidiki kasus ini lebih jauh.

"(AR) sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan," ujar Wito.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com