Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Fakta Tumpukan Sampah Bambu di Kali Cikeas, Bekasi

Kompas.com - 17/10/2019, 06:04 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Aliran Kali Cikeas di Jatiasih, Bekasi masih penuh oleh potongan-potongan bambu dan kayu sejak air kiriman dari Bogor melimpah pada Kamis (8/10/2019) dini hari. Tutupan bambu paling parah terletak di sekitar Bendungan Koja.

Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C) Puarman mengatakan, insiden ini merupakan kali kesembilan pada 2019 ini.

Berikut Kompas.com merangkum sejumlah fakta tentang tumpukan sampah bambu di aliran Kali Cikeas, Jatiasih:

1. Setara 230 truk

Volume sampah bambu kiriman dari Bogor yang menumpuk di aliran Kali Cikeas, Jatiasih, Bekasi diklaim mencapai 1.280 meter kubik.

Hal ini membuat proses pembersihan begitu memakan waktu dan tenaga.

"Sebagai gambaran, volume sampah bambu sekarang itu 1.280 meter kubik, asalnya dari panjang 160 meter dan lebar 8 meter, anggap tingginya 1 meter," ujar Puarman ditemui Kompas.com di sela kegiatan pengangkutan sampah bambu di Kali Cikeas, Rabu (16/10/2019).

Baca juga: Bagaimana Kali Cikeas Bisa Dipenuhi Sampah Bambu?

Puarman menyebut, untuk mengangkut seluruh sampah secara manual, butuh setidaknya 230 truk sampah yang masing-masing berkapasitas 6 meter kubik sampah. Ia menyatakan, mustahil pengangkutan ini beres dalam kurun kurang dari 2 pekan.

2. Akan dihanyutkan ke Kali Bekasi

Puarman akan menghanyutkan sebagian besar tumpukan sampah bambu di Kali Cikeas, Jatiasih, Bekasi, ke aliran Kali Bekasi, dengan beberapa alasan.

Pertama, alat berat sukar masuk menuju tepi Kali Cikeas untuk mengangkut sampah bambu karena dibatasi tanggul. Arahan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi agar alat berat menjebol tanggul pun dinilai berisiko.

"Kami berpikiran, kalau tanggul dijebol, nanti nyambungnya enggak sekuat peetama. Warga juga khawatir, saat tanggul jebol bisa banjir," ungkap Puarman.

Kedua, volume sampah bambu yang mencapai 1.280 meter kubik memerlukan hingga 230 truk sampah untuk diangkut.

Maka, menghanyutkan tumpukan sampah bambu ke aliran Kali Bekasi dinilai lebih logis dan efisien, sebab akses alat berat di sana lebih terbuka. Hanya sampah-sampah berukuran besar seperti batang pohon dan bambu berukuran panjang yang diangkut menggunakan truk di tepi aliran Kali Cikeas.

Baca juga: Hari Kedua Pengangkutan Sampah Kali Cikeas, Petugas Fokus Angkut Batang Pohon

Puarman menjamin, opsi ini tak akan menghambat aliran Kali Bekasi dan menimbulkan banjir.

"Sampah digelontorkan ke hilir, nanti di pertemuan dengan Sungai Cilengsi di Kemang Pratama dihambat, diangkat alat berat. Jadi alat berat tidak di sini, tapi di bawah," ungkap Puarman.

3. Sampah bambu dari Cibinong

Puarman mengklaim, KP2C sudah menyusuri aliran Kali Cikeas. Sepanjang 36 kilometer ke arah hulu, yakni wilayah Cibinong, kata Puarman, pohon-pohon bambu memang memadati bantaran Kali Cikeas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com