Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Suhu Panas di Jakarta dan Sekitarnya Masih Akan Berlangsung Seminggu ke Depan

Kompas.com - 22/10/2019, 12:35 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak Senin (21/10/2019) kemarin suhu di Jakarta dan sekitarnya terasa sangat panas di siang hari, walau ada angin kencang. 

Kemarin, suhu di Jakarta tercatat mencapai 36,5 derajat Celcius. Hari ini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan suhu di Jakarta bisa mencapai 35 derajat Celcius.

Menurut BMKG, suhu yang panas itu masih akan terasa hingga hari Minggu mendatang.

Baca juga: BMKG: Suhu di Jakarta Hari Ini Dipredikisi Capai 35 Derajat Celcius

Masih menurut BMKG, wilayah yang terpapar suhu panas dominan berada di selatan khatulistiwa, salah satunya di pulau Jawa hingga Nusa Tenggara, termasuk DKI Jakarta dan sekitarnya.

Suhu panas itu disebut terjadi karena gerak semu matahari.

"Kondisi ini menyebabkan radiasi matahari yang diterima oleh permukaan bumi di wilayah tersebut relatif menjadi lebih banyak, sehingga akan meningkatkan suhu udara pada siang hari," kata Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin dalam keterangan tertulis, Selasa.

"Dalam dua hari terakhir, atmosfer di wilayah Indonesia bagian selatan relatif kering sehingga sangat menghambat pertumbuhan awan yang bisa berfungsi menghalangi panas terik matahari," tambah Miming.

Ia juga mengatakan, suhu panas itu bisa berlangsung hingga sepekan ke depan.

Angin Kencang

Tidak hanya suhu udara yang panas, angin kencang juga melanda wilayah Jakarta dan sekitarnya pada siang hari.

Berdasarkan pengamatan BMKG, angin kencang terjadi karena perbedaan tekanan udara yang signifikan di utara dan selatan garis khatulistiwa.

Baca juga: Bandung Dilanda Angin Kencang, Begini Penjelasan BMKG

"Untuk angin kencang di wilayah selatan ekuator umumnya karena ada perbedaan tekanan udara yang cukup signifikan antara wilayah selatan dan utara, sehingga meningkatkan kecapatan angin," ucap Miming.

Suhu udara di Jakarta yang tinggi membuat angin dengan cepat menerpa Jakarta.

"Secara lokal juga terpengaruh oleh pemanasan permukaan yang cukup signifikan. Meningkatkan perbedaan tekanan antara dataran tinggi dan rendah sehingga angin relatif lebih kencang," ujar Miming.

Hingga hari ini, BMKG memprakirakakan bahwa potensi angin kencang di wilayah Jakarta dan sekitarnya masih berlangsung.

Guna menghadapi suhu panas, BMKG mengimbau masyarakat dapat mengonsumsi air putih lebih banyak agar tidak mudah dehindrasi saat beraktivitas.

"BMKG mengimbau masyarakat yang terdampak suhu udara panas ini untuk minum air putih yang cukup untuk menghindari dehidrasi, mengenakan pakaian yang melindungi kulit dari sinar matahari jika beraktivitas di luar ruangan," kata Miming.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com