Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Paham Cek Septic Tank yang Berujung Merenggut Nyawa Petugas Sedot WC

Kompas.com - 07/11/2019, 09:21 WIB
Dean Pahrevi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang petugas sedot WC berinisial S tewas akibat ledakan septic tank rumah milik Agus Soleh di Puri JIEP Permai Kavling O RT 016, RW 03, Kelurahan Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur, Senin (4/11/2019).

Kejadian bermula saat septic tank selesai disedot, Agus meminta S untuk mengecek kembali karena tidak percaya tinja sudah benar habis.

Kemudian, S memasukkan koran yang dibakar dan memasukkannya ke septic tank. Agus pun akhirnya percaya septic tank-nya telah bersih dari tinja.

Lalu, dia memberikan uang imbalan kepada S. Namun, beberapa saat kemudian septic tank meledak dengan suara keras. Akibat ledakan itu, S tewas dengan alami luka bakar.

Baca juga: Septic Tank Meledak, Seorang Petugas Sedot WC Tewas

Tim Puslabfor Mabes Polri pun sudah mendatangi TKP dan mengambil sampel pada septic tank untuk dicek di laboratorium, Rabu (6/11/2019) kemarin.

"Ini kami mengambil sampel dari TKP, jadi ada sampel air limbah, air septic tank dua jerigen sama sampel gas," kata Katim Puslabfor Mabes Polri Kompol Faisal di lokasi, Rabu.

Dilarang sulut api ke septic tank

Faisal menjelaskan, menyulut api dengan barang atau apapun ke dalam septic tank merupakan hal yang sangat berbahaya dan tidak boleh dilakukan.

Sebab, septic tank mengandung gas karbon monoksida dan metana yang mudah terbakar atau meledak jika terakumulasi panas.

Baca juga: Puslabfor: Tidak Boleh Cek Tinja dengan Masukkan Koran Terbakar ke Septic Tank

Gas-gas itu dihasilkan dari penguraian bakteri air tinja. Kemudian, menghasilkan gas karbon monoksida dan metana tersebut.

"Tidak boleh itu (masukkan koran terbakar ke dalam septic tank), korannya itu ada api dan dimasukkan ke dalam septic tank sehingga terjadi akumulasi panas di situ, jadi gas tiba-tiba membesar dan meledak sehingga menekan tutupnya septic tanknya itu," ujar Faisal.

Dia menambahkan, pihaknya segera mengadakan sosialisasi kepada operator sedot WC agar tidak menggunakan cara-cara yang berbahaya saat bekerja.

Kerap tidak dipercaya konsumen

Salah satu pengusaha sedot WC Sarwono mengatakan, dalam menerima jasa sedot tinja, pihaknya kerap tidak dipercaya konsumen usai menyedot septic tank selesai.

Kebanyakan konsumennya tidak percaya bahwa tinja pada septic tank telah benar habis disedot. Sarwono pun mengaku selalu menuruti kemauan konsumen demi memberikan pelayanan yang baik.

Baca juga: Pengusaha Sedot WC Sebut Konsumen Sering Minta Cek Septic Tank Dengan Menyulut Api

Namun, beberapa konsumennya kerap memintanya mengecek septic tank yang telah disedot dengan menyulut api dan dimasukkan ke dalam lubang septic tank.

"Kadang kan konsumen tidak percaya bahwa di septic tank itu belum habis. Kadang kalau disenter saja kan kadang dibilang masih ada airnya. Kadang dia maunya kering benar-benar. Kalau kering kan dia maunya dibakar, itu kadang masih ada gas," kata Sarwono saat dihubungi Kompas.com, Rabu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com