Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RS Polri Kesulitan Identifikasi Jenazah yang Diduga Warga China yang Tewas Selat Sunda

Kompas.com - 15/11/2019, 21:46 WIB
Dean Pahrevi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Disaster Victims Identification (DVI) Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, masih kesulitan mengidentifikasi jenazah warga negara China yang ditemukan tewas usai hilang saat menyelam di sekitar Pulau Sangiang, Selat Sunda, Banten.

Kepala Instalasi Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati Kombes Edy Purnomo mengatakan, kesulitan itu terjadi karena sidik jari korban sudah hancur. Pihak RS Polri tidak bisa mengidentifikasi korban melalui sidik jari.

"Kesulitannya itu sidik jari hancur jadi kami tidak bisa mengidentifikasi lewat sidik jari. Karena ini kan diduga warga negara asing jadi data sidik jarinya juga tidak ada dalam data mambis," kata Edy di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (15/11/2019).

Baca juga: RS Polri Tunggu Sampel DNA Keluarga WN China yang Hilang di Pulau Sangiang

Edy menambahkan, pihaknya sudah menerima satu data antemortem (data korban sebelum meninggal dunia) berupa data gigi dari salah satu keluarga korban. Namun, data tersebut tidak cocok ketika dibandingkan dengan hasil pemeriksaan gigi korban yang dilakukan RS Polri.

Saat ini Tim DVI RS Polri masih menunggu sampel DNA keluarga korban untuk dibandingkan dengan sampel DNA dari hasil pemeriksaan korban.

"Iya menunggu sampel DNA pembanding dari pihak keluarga. Sampelnya tidak bisa dikirim dari luar negeri ke sini, tapi profil DNA-nya bisa dikirim, nanti kami bandingkan dengan profil DNA hasil pemeriksaan di sini. Nanti kami lakukan matching," ujar Edy.

Tiga warga China hilang di perairan sekitar Pulau Sangiang, Banten, pada 3 November ini.

Mereka merupakan wisatawan yang tengah menyelam di pulau wisata tersebut. 

Berdasarkan informasi yang didapatkan pihak Basarnas, ketiganya menyelam di perairan Pulau Sangiang bagian timur menghadap Pantai Anyer.

Lokasi tersebut sebetulnya relatif aman dengan kedalaman laut sekitar 15 hingga 30 meter. Namun, saat mereka melakukan penyelaman, arus laut sedang kencang hingga menyeret ketiganya.

Pihak Basarnas, bersama TIM SAR gabungan sudah mencari ketiga korban sejak Minggu malam lalu.

Pencarian sebetulnya sudah selesai setelah berlangsung tujuh hari tetapi diperpanjang hingga 12 November.

Satu jenazah yang diduga salah satu dari korban yang hilang di Pulau Sangiang tersebut ditemukan di Bengkunat, Lampung. Jenazah ditemukan dengan peralatan menyelam lengkap namun tanpa tabung.

Terkait hilangnya tiga warga China itu, pihak Wuling Motors Indonesia mengumumkan pernyataan resmi bahwa salah satu petingginya, yang Qin Xue Tao menjadi korban.

"Beliau merupakan karyawan di Wuling Motors yang menduduki jabatan sebagai PO Manager," kata Brand Manager Wuling Motors Indonesia, Dian Asmahani, saat dikonfirmasi Kompas.com, Jakarta, Selasa pekan lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com