BEKASI, KOMPAS.com - Gabungan guru dan tenaga kerja kontrak Kota Bekasi melanjutkan aksi unjuk rasa mereka ke kantor Wali Kota Bekasi, Jumat (29/11/2019) sore.
Aksi ini mereka lakukan setelah beraudiensi dengan anggota DPRD Kota Bekasi, siang tadi.
"Kami ingin berjumpa dengan wali kota pilihan kami. Mohon Bapak dan Ibu polisi untuk membukakan pintu karena tadi kami di legislatif juga sudah diaudiensi," seru orator di luar pintu gerbang.
"Buka, buka, buka pintunya. Buka pintunya sekarang juga," nyanyi para pengunjuk rasa.
Baca juga: Desas-desus Pemangkasan Gaji, Guru Kontrak Kota Bekasi Demo DPRD
Di DPRD, para guru kontrak berunjuk rasa terkait kesejahteraan mereka tahun 2020.
Dalam orasinya, orator berulang kali mengecam tentang kemungkinan gaji guru kontrak Kota Bekasi dipangkas dari Rp 3,9 juta menjadi Rp 2,8 juta.
Tak jelas darimana informasi ini berasal.
Sebelum unjuk rasa siang ini, memang beredar melalui media sosial informasi bahwa gaji guru kontrak Kota Bekasi akan melorot jadi Rp 2,8 juta.
Mereka kemudian meminta perwakilan anggota Dewan menemui mereka untuk mengklarifikasi langsung hal tersebut.
Perwakilan anggota Dewan lalu menemui mereka dan mengajak beraudiensi di dalam gedung.
Dalam audiensi itu, anggota Dewan mengklaim bahwa mereka ingin meningkatkan gaji guru kontrak Kota Bekasi menjadi Rp 4,5 juta pada 2020.
"Kami tinggal menunggu dari eksekutif (pemerintah kota) apakah sudah siap. Keputusan di eksekutif sebagai pengguna anggaran," ucap Nicodemus Godjang, anggota DPRD Kota Bekasi dari fraksi PDI-P, dalam audiensi itu.
Atas hal tersebut, guru-guru kontrak melanjutkan aksinya mendemo Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.