Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/11/2019, 15:06 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Gabungan guru dan tenaga kerja kontrak berunjuk rasa di depan gedung DPRD Kota Bekasi, Jumat (29/11/2019) siang.

Pantauan Kompas.com, jumlah pengunjuk rasa mencapai puluhan orang, mewakili masing-masing kecamatan di Kota Bekasi.

Sempat membuat macet Jalan Chairil Anwar di depan gedung DPRD sekitar pukul 13.00 WIB, mereka kemudian diizinkan masuk ke halaman gedung DPRD.

Mereka berunjuk rasa terkait kesejahteraan guru kontrak di Kota Bekasi untuk 2020.

Baca juga: Bekasi Terseok-seok Kejar Target Pendapatan 2019 yang Gagal Tercapai

Dalam orasinya, orator berulang kali mengecam tentang kemungkinan gaji guru kontrak Kota Bekasi dipangkas dari Rp 3,9 juta menjadi Rp 2,8 juta.

Tak jelas darimana informasi ini berasal. Sebelum unjuk rasa siang ini, memang beredar melalui media sosial informasi bahwa gaji guru kontrak Kota Bekasi akan dipangkas jadi Rp 2,8 juta.

Para pendemo kemudian meminta perwakilan anggota Dewan menemui mereka untuk mengklarifikasi langsung hal tersebut.

"Kami mengecam indikasi wacana pemangkasan honor TKK (tenaga kerja kontrak) dan GTK (guru dan tenaga kependidikan kontrak) yang dilakukan oleh DPRD. Hal tersebut justru suatu kemunduran bagi Pemerintah Kota Bekasi dalam rangka kesejahteraan guru dalam proses mencerdaskan anak bangsa," seru orator ketika membacakan tuntutannya.

Baca juga: Kota Bekasi Kendurkan Target Pendapatan 2020

"DPRD sebagai wakil rakyat seharusnya merakyat, bukan pro terhadap partai," ia menambahkan.

Orator kemudian meminta tiga anggota Dewan untuk menemui mereka di halaman, yakni Nicodemus Godjang dari PDI-P yang disebut melontarkan pernyataan soal rasionalisasi gaji guru kontrak.

Lalu Abdul Rojak Ketua Komisi I Bidang Pemerintahan beserta wakilnya Aminah eks guru kontrak, dan Sardi Effendi Ketua Komisi IV Bidang Pendidikan.

Tak berselang lama usai permintaan tersebut, ketiga nama itu datang menyambangi mereka. Ketiganya kompak mengklaim bahwa DPRD justru hendak meningkatkan gaji guru kontrak.

"Ingat, bahasa rasionalisasi bisa berarti menambah, bisa mengurangi. Kami DPRD Kota Bekasi sepakat menaikkan gaji TKK dan kenaikan gaji guru honorer," jelas Nicodemus kepada pengunjuk rasa di halaman.

"Kami tinggal menunggu dari eksekutif apakah sudah siap. Keputusan di eksekutif sebagai pengguna anggaran," imbuhnya.

Pukul 14.20 WIB, anggota Dewan dan perwakilan para pengunjuk rasa memutuskan rapat audiensi di dalam gedung dewan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Runtuhnya Kejayaan Pusat Perbelanjaan di Jakarta, dari Pasar Tekstil Terbesar hingga Tempat Elektronik Legendaris

Runtuhnya Kejayaan Pusat Perbelanjaan di Jakarta, dari Pasar Tekstil Terbesar hingga Tempat Elektronik Legendaris

Megapolitan
Fakta Seputar Tarif Baru LRT Jabodebek, Harga 'Flat' Rp 5.000 Segera Berakhir

Fakta Seputar Tarif Baru LRT Jabodebek, Harga "Flat" Rp 5.000 Segera Berakhir

Megapolitan
Curi Ponsel yang 'Nangkring' di Dashboard Motor, Satu Pelaku Ditangkap

Curi Ponsel yang "Nangkring" di Dashboard Motor, Satu Pelaku Ditangkap

Megapolitan
Satpol PP DKI: Tak Ada Relokasi untuk Ratusan Bangunan Liar di Gang Royal

Satpol PP DKI: Tak Ada Relokasi untuk Ratusan Bangunan Liar di Gang Royal

Megapolitan
PAM Jaya Sebut Ada Kebocoran Pipa di Petamburan, Sebabkan Krisis Air Bersih di Jakarta

PAM Jaya Sebut Ada Kebocoran Pipa di Petamburan, Sebabkan Krisis Air Bersih di Jakarta

Megapolitan
Petaka Bentrokan Ormas di Bekasi: 3 Jadi Tersangka hingga Dugaan Peluru Nyasar ke Rumah Warga

Petaka Bentrokan Ormas di Bekasi: 3 Jadi Tersangka hingga Dugaan Peluru Nyasar ke Rumah Warga

Megapolitan
Begini 'Wajah' Tanah Abang yang Sepi Pembeli, Banyak Usaha Gulung Tikar dan Berhenti Beroperasi

Begini 'Wajah' Tanah Abang yang Sepi Pembeli, Banyak Usaha Gulung Tikar dan Berhenti Beroperasi

Megapolitan
Kualitas Udara di Jakarta Sabtu Pagi Tak Lagi Terburuk di Dunia, di Posisi 6

Kualitas Udara di Jakarta Sabtu Pagi Tak Lagi Terburuk di Dunia, di Posisi 6

Megapolitan
Ketika Warga Tak Mampu di Penjaringan 'Bergantung' dengan 'Ladang Emas' di Lokalisasi Gang Royal…

Ketika Warga Tak Mampu di Penjaringan "Bergantung" dengan "Ladang Emas" di Lokalisasi Gang Royal…

Megapolitan
Sultan Korban Kabel Fiber Optik Sudah Mulai Bisa Bicara, tapi...

Sultan Korban Kabel Fiber Optik Sudah Mulai Bisa Bicara, tapi...

Megapolitan
Glad Bus Cendana Residence-Lebak Bulus: Rute, Tarif dan Jadwalnya

Glad Bus Cendana Residence-Lebak Bulus: Rute, Tarif dan Jadwalnya

Megapolitan
Glad Bus Graha Raya-Lebak Bulus: Rute, Tarif dan Jadwalnya

Glad Bus Graha Raya-Lebak Bulus: Rute, Tarif dan Jadwalnya

Megapolitan
Pekerja Sosial di Panti Rehab Jakarta Diberi Penyuluhan agar Tak Salah Tangani Pengidap HIV/AIDS

Pekerja Sosial di Panti Rehab Jakarta Diberi Penyuluhan agar Tak Salah Tangani Pengidap HIV/AIDS

Megapolitan
Polda Metro Peringatkan Perusahaan Pinjol, Jangan Tagih Utang dengan Teror Nasabah

Polda Metro Peringatkan Perusahaan Pinjol, Jangan Tagih Utang dengan Teror Nasabah

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Penjual Tramadol dan Eksimer Berkedok Toko Kosmetik di Tangerang

Polisi Tangkap 3 Penjual Tramadol dan Eksimer Berkedok Toko Kosmetik di Tangerang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com