Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Misteri Ledakan Granat di Monas, Penelusuran Aiman

Kompas.com - 09/12/2019, 08:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MISTERI? Seolah berlebihan. Tapi, itulah fakta yang saya temukan. Program AIMAN menemukan kejanggalan.

Sebuah granat meledak di dekat sebuah pohon di dalam areal Taman Monas pada Selasa (3/12/2019) sekitar pukul 07.15 wib.

Lokasinya persis di seberang Kantor Kementerian Dalam Negeri.

Baca juga: Serba-Serbi Ledakan di Monas, Penyebab hingga Kondisi Korban

Ledakan yang belakangan diumumkan sebagai granat asap ini melukai dua orang prajurit TNI Angkatan Darat, Praka Gunawan dan Serka Fajar yang tengah berolahraga pada pagi itu.

Yang menderita luka paling parah adalah Serka Fajar. Ia terancam kehilangan salah satu pergelangan tangannya.

Pasca-kejadian saya mendapatkan foto pergelangan tangannya yang mengalami luka serius.

Keduanya kini masih dirawat intensif di Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta. Prihatin atas apa yang terjadi.

Baca juga: Ledakan di Monas, Tangan Serka Fajar Luka Serius, Praka Gunawan Terluka di Bagian Paha

Saya menelusuri lokasi kejadian di Taman Monas, Jakarta.

Tak mudah untuk menemukan lokasi kejadian karena sudah tidak ada tanda apapun, seperti garis polisi dan semacamnya yang masih tersisa.

Namun, dari sumber yang diperoleh, akhirnya kami menemukan titik ledakan granat. Jika dicermati lebih teliti, masih ada tanda yang teringgal di sana yaitu bauran tanah di sekitar kejadian.

Besar kemungkinan, tanah sengaja dibaurkan di situ untuk menutup ceceran darah dua prajurit TNI yang terluka.

Apa yang saya temukan?

Tiga temuan

Pertama, lokasi. Jarak lokasi ledakan dari pagar Taman Monas yang bersisian dengan Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, hanya 5-10 meter.

Kedua, saksi mata yang saya temui di lokasi mengatakan bahwa suara ledakan sangat keras.

"Seperti meriam yang ditembakkan pas ada tamu negara di istana," kata mahyudin, salah seorang petugas kebersihan yang berada di sekitar lokasi saat kejadian.

Baca juga: Saksi: Ledakan di Monas Sekali, Kenceng Banget

Kala itu ia tidak berani mendekat. Takut ada ledakan susulan.

Ketiga, dari informasi yang saya dapatkan, granat asap atau apapun sumber ledakan ini, dibungkus dengan plastik kresek berwarna hitam.

Kejanggalannya

Apa yang janggal dari tiga temua di atas?

Jika memang benar granat yang menjadi sumber ledaka maka tak mungkin ledakan terpicu sebelum cincin pengamannya dilepas.

Artinya, ada yang melepas cincin pengaman di granat.

Kedua prajurit TNI tidak tahu jika benda di dalam kantong plastik itu adalah granat yang telah dilepas cincinnya.

Demikian penjelasan Mayjen TNI (Purn) Supiadin Aries, mantan Asisten Operasi Panglima TNI dan Pangdam Iskandar Muda, Aceh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com