Pertanyaanya, siapa yang membuang granat asap dengan cincin pengaman yang sudah dilepas alias siap diledakkan?
Kenapa saya sebut siap diledakkan?
Pada sebuah granat, ada tiga bagian yang penting dilihat: cincin pengaman, pengumpil, dan detonator.
Cincin pengaman adalah cincin yang digunakan untuk menahan agar pengumpil tidak terlepas. Jika pengumpil yang bersifat pegas ini terlepas maka detonator bekerja.
Dalam hitungan pasti 4 detik….buuum, granat akan meledak. Cincin sengaja dilepas, granat rentan meledak
Baca juga: Apa Itu Granat Asap, Penyebab Ledakan di Monas?
Ketika cincin dilepas belum tentu pengumpil terlepas. Supriadin memperkirakan, pengumpil diikat dengan bagian plastik kresek.
Tapi, ini sangat rentan goncangan. Terguncang sedikit saja, pengumpil pasti lepas yang membuat detonator bekerja dan meledak.
Polisi sudah memberikan pernyataan bahwa granat bukan miliknya.
"Enggak ada, enggak ada punya polisi. Siapa bilang punya polisi," kata Kombes Yusri Yunus, Kabid Humas Polda Metro Jaya, di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (4/12/2019).
"Penyidik lagi mencoba untuk bisa mengambil keterangan (korban). Kita menunggu saja bagaimana perkembangan dari penyidik," kata Yusri.
TNI pun memberikan pernyataan senada.
"Masih investigasi dari POM TNI," kata Kapendam Jaya Kolonel (Inf) Zulhandrie, Rabu (4/12/2019).
Dari konstruksi mekanisme kerja sebuah granat yang diurakan di atas, besar kemungkinan ada yang sengaja melakukannya: melepas cincin lalu diikat seadanya agar rentan meledak.
Siapa yang melakukan?
Kembali ke poin pertama hasil penelusuran saya: jarak yang hanya 5-10 meter dari Jalan Raya Medan Merdeka Utara, jalan bebas siapapun bisa melintas di jam berapapun, layak menjadi fokus penyelidikan polisi.
Tak sulit untuk mengungkapnya karena di lokasi ini ada CCTV bergentanyangan di mana-mana.
Akankah diungkap tuntas?
Menjadi pertanyaan sekaligus tantangan penting bagi penegak hukum.
Layak, karena kejadian di ruang publik, melukai, bahkan mematikan bagi siapapun yang mendekat pohon di taman.
Saya Aiman Witjaksono...
Salam!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.