Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Misteri Ledakan Granat di Monas, Penelusuran Aiman

Kompas.com - 09/12/2019, 08:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Pertanyaanya, siapa yang membuang granat asap dengan cincin pengaman yang sudah dilepas alias siap diledakkan?

Kenapa saya sebut siap diledakkan?

Pada sebuah granat, ada tiga bagian yang penting dilihat: cincin pengaman, pengumpil, dan detonator.

Cincin pengaman adalah cincin yang digunakan untuk menahan agar pengumpil tidak terlepas. Jika pengumpil yang bersifat pegas ini terlepas maka detonator bekerja.

Dalam hitungan pasti 4 detik….buuum, granat akan meledak. Cincin sengaja dilepas, granat rentan meledak

Baca juga: Apa Itu Granat Asap, Penyebab Ledakan di Monas?

Ketika cincin dilepas belum tentu pengumpil terlepas. Supriadin memperkirakan, pengumpil diikat dengan bagian plastik kresek.

Tapi, ini sangat rentan goncangan. Terguncang sedikit saja, pengumpil pasti lepas yang membuat detonator bekerja dan meledak.

Siapakah pemilik granat?

Polisi sudah memberikan pernyataan bahwa granat bukan miliknya.

"Enggak ada, enggak ada punya polisi. Siapa bilang punya polisi," kata Kombes Yusri Yunus, Kabid Humas Polda Metro Jaya, di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (4/12/2019).

"Penyidik lagi mencoba untuk bisa mengambil keterangan (korban). Kita menunggu saja bagaimana perkembangan dari penyidik," kata Yusri.

TNI pun memberikan pernyataan senada.

"Masih investigasi dari POM TNI," kata Kapendam Jaya Kolonel (Inf) Zulhandrie, Rabu (4/12/2019).

Harus diungkap tuntas

Dari konstruksi mekanisme kerja sebuah granat yang diurakan di atas, besar kemungkinan ada yang sengaja melakukannya: melepas cincin lalu diikat seadanya agar rentan meledak.

Siapa yang melakukan?

Kembali ke poin pertama hasil penelusuran saya: jarak yang hanya 5-10 meter dari Jalan Raya Medan Merdeka Utara, jalan bebas siapapun bisa melintas di jam berapapun, layak menjadi fokus penyelidikan polisi.

Tak sulit untuk mengungkapnya karena di lokasi ini ada CCTV bergentanyangan di mana-mana.

Akankah diungkap tuntas?

Menjadi pertanyaan sekaligus tantangan penting bagi penegak hukum.

Layak, karena kejadian di ruang publik, melukai, bahkan mematikan bagi siapapun yang mendekat pohon di taman.

Saya Aiman Witjaksono...
Salam!

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Megapolitan
Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin 'Nganggur'

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin "Nganggur"

Megapolitan
Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Megapolitan
Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com