JAKARTA, KOMPAS.com - Endang, warga RT 08, RW 011, Kelurahan Kramat Jati, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, tidak akan pernah lupa tragedi banjir setinggi 2,5 meter yang merendam rumahnya.
Dia bercerita, banjir yang merendam rumahnya pada 1 Januari 2020 malam itu datang begitu cepat.
Arus air deras dari Kali Cipinang yang hanya berjarak 30 meter dari rumahnya membuat rumah cepat terendam air.
"Saya tidak sempat kabur, fokus saya selamatkan barang berharga, naikkan barang ke tempat tinggi. Air deras banget dari kali, jadi cepat naiknya," kata Endang di lokasi, Rabu (8/1/2020).
Usai menyelamatkan barang berharganya, dia langsung naik ke lantai dua rumahnya. Tak sampai hitungan jam, lantai satu rumahnya terendam air.
Baca juga: Korban Banjir Kramat Jati Masih Butuh Bantuan Pakaian, Obat, hingga Seragam
Endang beserta keluarganya terjebak di lantai dua rumahnya dalam gelap gulita karena listrik padam.
Tak ada makanan maupun minuman yang menemani.
Malam itu, dia dan keluarga tidur ala kadarnya mengenakan pakaian yang setengah basah.
"Saya bertahan seharian di dalam rumah, pakai baju basah, tidak ada makanan, minuman. Tidak ada evakuasi, karena memang rumah di RT 08 ini gangnya sempit-sempit jadi mungkin orang sudah evakuasi kita," ujar Endang.
Hingga pagi tiba, air sudah mulai perlahan surut meski masih setinggi dada orang dewasa. Endang pun memerintahkan anaknya yang bisa berenang untuk membeli makanan berbekal uang Rp 100.000.
"Pas pagi saya suruh anak saya dia bisa berenang, beli makanan nasi sebanyak-banyaknya sama lauk bawa uang Rp 100.000," ujar Endang.
Pada siang hari, bantuan evakuasi pun datang. Dia beserta keluarga dievakuasi keluar rumah menuju lokasi pengungsian.
Baca juga: Anies Perintahkan Kelurahan Keliling Bawa Toa dan Sirine untuk Peringatan Dini Banjir
Kini banjir telah sepenuhnya surut, lumpur serta sampah yang terdapat pada rumahnya imbas banjir sudah dibersihkan.
Namun, dirinya bersama ratusan warga RT 08 lainnya kini sangat membutuhkan bantuan selimut, pakaian, serta obat-obatan.
"Bantuan tuh hampir sama sekali tidak ada sampai ke kita. Hanya biskuit tiga lembar doang waktu itu. Kita butuh banget selimut, pakaian, seragam sekolah, karena itu semua pada hanyut," ujar Endang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.